tentang (tak) memilikimu

tentang (tak) memilikimu

Besok, tak akan ada lagi kenangan akan dirimu

Besok, tak akan ada lagi mimpi tentangmu

Besok, tak akan ada lagi sapaan hangat darimu

Besok, tak akan ada lagi cerita tentangmu

 

Ketika terbangun nanti, kamu tak lagi milikku

 

...dan aku harus berjuang untuk tabah
Ada (tidak) rindu?

Ada (tidak) rindu?

Di sela-sela rinai hujan, pernah kugugurkan sehelai rindu untukmu yang kutitipkan pada lirihnya aliran air.

Adakah hujan  telah menyampaikannya kepadamu?

 

Mungkin tidak...!
Karena tak pernah kutemukan jawaban rindu darimu, baik yang disampaikan oleh bulir-bulir hujan atau pun desahan angin.


Lalu kemana rindu-rindu itu kau terbangkan?

Ataukah dia telah berguguran sebelum sampai di selasar hatiku?

Atau

Memang tak pernah ada rindu?


Kali ini hujan tak mengabarkan berita baik untukku. Mungkinkah dia lupa?



 
Di bawah rinai hujan

Di bawah rinai hujan

Di bawah rinai hujan, telah kuluruhkan semua kenangan tentangmu
Di bawah rinai hujan, telah kugugurkan semua rasa kepadamu
Di bawah rinai hujan, telah kugugurkan semua kegundahan hati

Kepada Pria Senja,
Tahukah kamu di bawah rinai hujan, tangisku telah luruh berkali-kali --karenamu?
Semanis gulali

Semanis gulali

Cinta itu serupa angin yang mengendap-endap tanpa permisi

Menyemaikan bibit-bibit rindu pada jiwa-jiwa yang sepi

Meninggalkan semu merah pada tulang pipi para pengagum cinta

 

Cinta semacam candu

Memabukkan

Cinta, semanis gulali yang lengket tapi mencandukan