Tentang Melepaskan

Tentang Melepaskan

Melepaskan dan melupakan adalah dua hal yang berbeda.
Melupakan sama halnya tak lagi mengingat bahwa kamu pernah ada di benakku


bahwa kamu tak lagi menyapaku


bahwa suaramu tak lagi terdengar di telingaku


Melepaskan sama halnya merelakan bahwa dirimu telah menjauh dan tak lagi menoleh.


...Dan aku kehilangan
Karena tak ada ide

Karena tak ada ide

Holaa,
Sungguh postingan ini nggak ada apa-apanya kok. Berhubung saya lagi pengen nulis, tapi bingung apa yang mau ditulis. Jadilah postingan nggak jelas ini.
Jangan marah ya para pembacaku. Semoga postingan awal ini bisa mencairkan kebekuan di otakku.


Apa kabar kalian semua?
Kehilangan

Kehilangan

Pernahkah kau menghitung berapa banyak bibit rindu yang kau semai di dadaku?
Lalu dengan cepatnya kau bunuh pucuk-pucuk rindu itu dengan secangkir racun
Berguguran; berserakan

Pernahkah kau menghitung berapa banyak tangis, hingga aku tertidur menahan rindu?
Menandai semua almanakku dengan namamu
Berharap kau hadir --menjelma menjadi nyata
Nyatanya kau tak juga hadir

Pernahkah kau menghitung berapa banyak waktu yang ku buang, hanya untuk menyapamu lewat sebaris kata?
Lalu, perlahan kau tak menjawab
Mengacuhkan diriku tanpa kata

Kamu tahu apa itu kehilangan?

Dadaku sesak karena rindu, tapi kudapati punggungmu menjauh --tak menoleh lagi.
Kepada kenangan yang berkelebat

Kepada kenangan yang berkelebat

Kepada Kenangan yang sedang berkelebat di benak,

Sampai sekarang, aku belum bisa melepaskan bayanganmu

Kadang ku biarkan kamu bermain-main terlalu lama di benakku

Meninggalkan rasa perih yang tak terperi di hati

Bodoh?

Entahlah...

Tiba-tiba saja aku menikmati untuk kembali mengenangmu

 

Hai Kamu, yang masih saja berkelebat di benakku.

...aku rindu
My Dreams

My Dreams

Berhubung ini otak lagi nggak bisa diajak serius. Yuk, marilah kita sedikit melantur, biar syaraf-syaraf  tadinya tegang bisa sedikit kendor (Apa sih :D)


Pada punya mimpi atau impian kan?


Pasti punya dong :D



Mimpi atau impian itu semacam keinginan yang belum terwujud atau bahkan tak pernah terwujud.


Karena saya pemimpi, tentu saya punya banyak impian. Beberapa sih mulai terwujud, sisanya hanya mengendap di otak :D


Bukannya tak punya kekuatan untuk mewujudkannya, hanya terkadang terbentur oleh beberapa hal.  Tapi, setidaknya kita punya mimpi bukan?



Satu mimpi yang sekarang sedang saya tapaki adalah menjadi pengarang --menerbitkan novel solo. Walaupun tidak mudah, saya sedang berusaha mewujudkannya.


Kelak, akan ada nama saya di toko buku nasional.


Insya Allah





I crossed the sea, i have a dream


Dear Lelaki,

Dear Lelaki,

Dear Lelaki,

Kepada semua lelaki di luar sana. Mungkin suratku ini terdengar aneh, tapi sungguh tak pernah ada niatan. Surat ini hanya suara hatiku saja sebagai seorang wanita.


Para Lelaki, tahukah kalian bahwa sebenarnya wanita itu paling pemaaf. Sebesar apa pun kalian menyakiti, kami para wanita selalu mempunyai celah kecil untuk memaafkan sikap kalian. Dengan satu catatan kalian tidak akan mengulanginya lagi.


Adilkan?


Para Lelaki,  kami juga bisa menjadi wanita paling jahat. Ketika kalian menyakiti kami dengan sedemikian rupa. Kami akan menutup rapat-rapat pintu hati dan kata maaf walaupun kalian memintanya dengan berlinangan air mata.


Para Lelaki, tahukah kamu? Allah menciptakan hati wanita itu dengan kelebihan. Kami bisa melembutkan hati, tapi juga mampu mengeraskannya ketika cobaan bertubi-tubi datang menghampiri.


Para Lelaki, muliakanlah kedudukan kami. Kelak, kamilah yang akan memuliakan kalian


Salam Hangat,


Wanita

Menulis

Menulis

Menulis membantuku membekukan waktu

Menulis merapikan ingatan tentangmu

Menulis meredakan emosi

Menulis melegakan hati

Menulis mengajarkanku memaafkan

Menulis membantu menyelesaikan masalah dari sudut berbeda

Menulis meninggikan kualitas diri

Menulis membuatku jatuh cinta kepadamu

Menulis menyenangkan orang lain

 

...karena itulah aku menulis