Kisah yang tak selesai

Kisah yang tak selesai


(Pernah) ada  cerita yang tertulis di antara kita


kisah manis yang sempat terekam dalam sebuah kertas berwarna merah jambu


di mana aku dan kamu (pernah) menjadi peran utama


(Pernah) ada kisah di antara kita


kisah, di mana pipi-pipi kita bersemu karena cinta


Nyatanya, takdir tak berpihak


aku dan kamu tak pernah menjadi satu


hingga waktu memilih; kita tak pernah berpapasan


...dan pada akhirnya, kisah kita hanyalah sebuah rangkaian cerita yang tak pernah selesai.

Pria Senja

Pria Senja


 

 

 

Kepada Pria Senja,

Tahukah kamu berapa besar aku mengagumimu?

Mengagumi seperti larik-larik puisi yang selalu tercipta di setiap tarikan penaku

Seperti barisan kata-kata yang selalu menceritakan tentangmu.

 

Pria senja,

Terima kasih, kepadamu yang telah mengajarkanku cara menikmati ciptaan Tuhan dengan cara yang berbeda


Mengajarkanku tentang Senja yang tabah menanti malam

...dan perlahan pergi dicuri pekatnya malam

Seperti punggungmu yang menjauh

 

Pada barisan awan yang memerah, pernah ada satu nama terselip di sana. Dan, kini malam mencurinya; tertinggal pekat malam tanpa bintang.



 

 
senja

senja

Dari bilik berandaku
Langit tampak indah
Warna biru, berhiaskan semburat merah
Menyisakan lukisan tak bernilai

September,
Kisahku kembali di buka
Lembaran baru kembali digelar
Semoga lara dan duka tak menyertai

Senja,
Warna jinggamu mengingatkanku tentang kisah tak selesai
Di mana mimpi-mimpi tergilas waktu
Janji-janji lesap tak berbekas
Seperti punggungmu yang menjauh
Belum Selesai

Belum Selesai

Kisah kita belumlah selesai
Ribuan pertanyaan masih tertinggal di benak
Dan kerinduan masih berlompatan di dada
Meninggalkan rasa sesak

Haruskah aku menyalahkan takdir?
yang tak menginginkan kita untuk saling bertegur sapa
ada daya jika garis tangan memilih kita untuk berjalan berlawanan arah

kisah ini belumlah selesai
karena memang tak pernah ada permulaan
tentang cinta

tentang cinta

malam semakin pekat
sunyi, senyap
saat semua terlelap
aku, di sini sedang merindu

entah, pada siapa?
rinduku seperti belati yang siap menikamku
mengikir perlahan tepian hatiku
hingga aku kembali terluka

tak peduli berapa banyak sayatan yang tertinggal
aku menikmatinya sebagai perih yang mencandukan

bukankah cinta tak melulu manis?






Cinta serperti sekotak kembang gula aneka rasa, dan berakhir getir kemudian hari



Senja pertama di bulan September

Senja pertama di bulan September

image


senja pertamaku di bulan september biasa saja
tak ada perasaan hangat yang berlompatan menyesaki dada
sepi, senyap

senjaku
kini tak lagi merah
tak ada lagi kerinduan-kerinduan yang terdetakkan dari bilik hatiku
waktu telah merubah segalanya
mimpi-mimpi tergilas dengan cepat

...selamat datang September, semoga duka dan lara tak turut serta