Kisah Kita

Kisah Kita

Ada kisah yang tak pernah selesai di antara kita
Tertinggal dalam larik-larik puisi
Takdir tak bersinggungan
Kita bertemu bukan untuk beriringan

Kenangan tentang kisah kita masih terpatri dalam ingatan
Tersimpan dalam sudut terdalam
Jangan pernah menyalahi takdir

Biar kita nikmati sebentar saja kisah ini
Sebelum kaki kembali dilangkahkan
Dan kita kembali menjadi 'aku' dan 'kamu'
Looking for Mr. Kim (Resensi)

Looking for Mr. Kim (Resensi)

 


 

 

Judul                      Looking For Mr.Kim

Penulis                   : Aida M.A

Penerbit                : Bentang Belia

Tebal Halaman     : 141 Halaman

Berawal dari keinginan Wika untuk mencari tahu keberadaan Ayah kandungnya, membuat dia nekat pergi ke Korea sendirian. Dengan berbekal uang tabungan dan nama, dia bertekad untuk menemukan Mr. Kim


Untung saja dia bertemu Bagas, warga Indonesia yang berkuliah di Korea. Bersama Bagas, Wika menyusuri  daerah-daerah di Korea. Tujuannya hanya satu menemukan Kim Tae Wo.




Dalam hidup selalu ada Takdir yang kerap kali mendewasakan kita



Looking For Mr. Kim adalah sebuah novel dengan genre remaja.  Novel ini menceritakan tentang perjalanan Wika ke Korea untuk mencari sosok ayah kandungnya,


Kelebihan novel ini, penulis mengambil sisi lain dari kehidupan remaja, di mana yang diangkat tidak melulu tema cinta (menye-menye :D).  Sosok Wika yang diciptakan penulis cukup menggambarkan bahwa tidak selamanya remaja mengalami kelabilan saat mencari jati dirinya.


Kelebihan lain dari novel ini,  penulis dengan apiknya menggambarkan sisi-sisi lain Korea, kebudayaan, dan juga bahasanya. Terlihat bahwa penulis melakukan riset yang matang.


Kekurangannya, novel ini endingnya menggantung. Mungkin ini trik dari penulis agar dia bisa membuat sekuelnya.


Di ujung dermaga

Di ujung dermaga


 

Di ujung dermaga kau pernah merapal sebuah janji:




"Kelak, kita akan bersama"



Nyatanya waktu telah menggilas semuanya


janji yang terucap tak pernah terpenuhi



Di ujung dermaga yang sama, kau meninggalkanku tanpa kata

Sepucuk Kenangan

Sepucuk Kenangan

Dear kamu yang beberapa hari ini memenuhi benakku,

Ada apa denganmu?

Kenapa aku rasakan punggungmu kian menjauh

kamu bukanlah sosok yang aku kenal dulu

dan 'kita' bukanlah sepasang teman untuk berbagi

Aku tak pernah menuntut apa pun dari kisah ini

karena aku sadar kenangan lebih dulu menyesaki lengan kosongmu

rindu-rinduku terurai sebelum sampai di selasar hatimu

kalau aku merindumu, lalu aku bisa apa?

perasaan ini tak pernah bisa aku cegah

ah, sudahlah. Mungkin saatnya aku berhenti membicarakan tentang kita.

Nyatanya tak pernah ada kata 'kita'
Pria Peramu Kata (12)

Pria Peramu Kata (12)

Dear Kamu,

Maaf, aku tak lagi bisa melanjutkan kisah ini

Waktu dan jarak telah mematikan semua rasa

Tolong jangan tanyakan kenapa?

Karena aku yakin, kamu pasti tahu jawabannya

Terima kasih atas semuanya

Anggap saja "kisah" ini sebagai proses pendewasaan diriku

Nyatanya Tuhan pun tak ingin kita bersama

Bahkan rotasi kita berbeda. Kamu ke kanan dan aku ke kiri

Mungkin Tuhan mempertemukan kita, agar kita saling memperbaiki diri untuk bertemu dengan pasangan masing-masing

Jaga dirimu baik-baik

 

Salam Hangat,

 

(mantan) pengagummu
Maaf

Maaf




“Aku ingin kita bertemu, bisa?”


“Sekarang? Hmmm…apa nggak bisa ditunda besok?” terdengar suara helaan napas di seberang.


“Sebentar saja, aku janji tidak akan lama. Aku rindu…” aku tak meneruskan kata-kataku.


“Maaf Dear, aku sibuk sekali hari ini. Ada beberapa deadline yang harus aku kerjakan.”


“Jadi, kita nggak bisa bertemu? Ya, sudah. Maaf aku sudah mengganggu waktumu.”


Pembicaraan terhenti tanpa saling mengucapkan salam.


Rindu mendongak ke langit. Berharap agar tangisnya tidak meledak saat ini. Dia tidak mau terlihat seperti orang yang sedang patah hati di tengah kafe yang ramai oleh pengunjung.


Ada rasa sedih menyesaki dadanya saat ini.  Jauh-jauh dia datang ke tempat ini untuk bertemu dengan lelakinya, nyatanya pria itu tidak punya waktu untuk sekedar bertegur sapa dengannya.


Ah, Rindu merutuki kebodohannya. Cepat-cepat dia menghapus air mata yang mulai berlarian dari kedua kelopak matanya.


Dia mengeluarkan telepon genggamnya, menuliskan sebuah pesan untuk lelakinya..


Kepada Pria yang punggungnya mulai menjauh

Maaf, aku tak bisa lagi melanjutkan kisah ini

 Aku tak mau menjadi seorang pecundang yang terus saja mencintamu

…dan kamu tidak

Maaf, hatiku terlalu baik untuk kau sakiti lagi

Silahkan kamu kemasi bayanganmu dari benakku

Karena besok tidak akan ada lagi namamu yang tertulis di hatiku.

Maaf, kisah hidupku tak lagi tentang kamu




Proyek: writerchalleng

Oleh-oleh Mudik

Oleh-oleh Mudik







Rumah adalah tempat di mana terakhir kita kembali




Holla Semua,


Alhamdulillah, akhirnya kembali bisa menulis di blog ini. Beberapa hari absen nulis. Berhubung dekat dengan lebaran dan mempersiapkan perlengkapan untuk mudik.


Dan, sekarang saya telah kembali ke rumah tercinta. Membawa segudang cerita untuk dibagi kepada pembaca blog setia :)


Ceritanya, saya baru pulang dari Madura semalam. Setiap tahun kami sekeluarga menyempatkan diri pulang ke Pamekasan, walaupun sudah tidak ada lagi kakek-nenek di sana.


Singkat cerita, lebaran kemarin benar-benar menyenangkan buatku. Aku suka saat bercengkrama dengan para keponakan-keponakan yang manis dan lucu. Suka melihat ketawa mereka, membawa mereka dalam pelukanku.


Dan satu hal yang bisa aku pelajari dari lebaran kemarin:




Ciptakanlah kehangatan dalam keluarga. Rengkuh anak-anakmu, kerabat, pasangan. Karena akan ada suatu masa di mana kamu akan mereka tinggalkan (hari tua)



 

Saya mengucapkan selamat Idul Fitri 1433 H, Mohon Maaf Lahir dan Bathin
Merdeka itu...

Merdeka itu...

Merdeka itu ketika kamu bisa beranjak dari masa lalumu

Merdeka itu kamu bebas nulis kata-kata puitis tanpa takut dibilang galau

Merdeka itu kamu berani mutusin pacar yang bikin hatimu nggak nyaman

Merdeka itu ketika kamu berani memakai baju penuh warna

Merdeka itu ketika kamu bilang 'tidak'  untuk sebuah hubungan seks pra nikah

Merdeka itu kamu berhasil membuang foto mantanmu di dompet

Merdeka itu ketika kamu bisa menikmati udara pagi tanpa polusi

Merdeka itu artinya bisa memilikimu secara halal


Berdamai dengan Masa Lalu

Berdamai dengan Masa Lalu


 


Jika masa lalumu layak kamu perjuangkan, perjuangkanlah hingga Titik. Jika semuanya tidak berhasil. Berbaliklah arah, ada masa depan yang menunggumu



 

"Ngapain sih, Ndre?  Sibuk amat?"


Aku mengurungkan niatku untuk meletakkan tas di genggamanku, ketika melihat kelakuan sahabat sekaligus teman kerjaku.


"Hmm, lagi cari namanya Retha." pandangan matanya tetap tertuju di layar komputer.


It's sounds familiar


"Margaretha? Mantanmu itu?" tanyaku hati-hati sambil menarik sebuah kursi dan duduk di sampingnya.


Dia menoleh ke arahku, mengangguk perlahan, "Iya, Retha yang itu."


"Emang dia kemana? Kalian kehilangan kontak?” tanyaku beruntun.


“Dia tiba-tiba ngilang, semua nomornya dia ganti. Mangkanya aku coba cari di twitter, FB sapa tahu ketemu.”


 “Jangan terlalu erat menggenggam masa lalu, Dre. Nanti kamu sakit sendiri,” ujarku sambil membolak-balik kertas di hadapanku.


“Aku masih menunggunya. Aku percaya sejauh apa pun cinta pergi, ia pasti kembali.” dia menoleh ke arahku dengan tatapan sayu.


“Mau sampai kapan sih kamu nunggu dia? Waktu itu tidak pernah menunggu loh.” aku berdiri di sampingnya.


“Aku masih sayang dia, Na.”


“Dia masih sayang kamu juga?”


“Pasti! Aku tahu bagaimana perasaan dia sama aku.”


“Kamu yakin dia masih Retha yang sama? Seperti ketika kalian berpacaran dulu?”


“Maksudmu?” dia menoleh ke arahku.


“It’s been 2 years, perasaan itu bisa berubah, Dre. Seperti aku bilang, waktu itu tidak mau menunggu. Bisa aja kamu masih mengharapkan dia, tapinya nyatanya dia sudah melangkah duluan.”


“Aku percaya sama cinta sejati, Na. Kalau memang jodohku pasti dia akan kembali juga padaku.”


“Kalau memang kamu masih cinta dengan dia, kenapa kamu nggak perjuangkan dia ketika kalian baru berpisah dulu?”


“…”


“Itu membutuhkan waktu, Na. Kita sama-sama butuh jeda.”


“Dan, sekarang jeda itu masih berlaku? Kamu 2 tahun nunggu dia, tanpa tindakan apapun? Wow, itunya namanya omong doang, Bro. Cewek itu butuh tindakan, bukan cuman kata-kata.”


“Aku sudah berusaha, tapi…” Andre tak melanjutkkan kalimatnya.


“Tapi, kamu nggak mau berusaha lebih keras untuk mewujudkannya. Ndre, jika masa lalumu layak kamu perjuangkan, perjuangkanlah hingga Titik. Tapi, jika semuanya tidak berhasil. Berbaliklah arah, ada masa depan yang menunggumu.”


“Lalu aku harus bagaimana, Na?”tanyanya lirih.


“Cari tahu dengan perasaanmu, yakinkan apa yang kamu rasakan sekarang itu cinta atau hanya sebuah kenangan yang enggan kamu lepaskan.”


“…”


“Dre, tidak ada yang pernah melarangmu untuk menengok masa lalu. Tapi, kalau kamu terus-terusan menggenggamnya, itu artinya kamu sudah membuang waktumu percuma. Lihat, berapa  banyak kamu melewatkan kesempatan untuk menemukan wanita yang lebih baik dari Retha,” aku menepuk bahunya.


Seperti aku yang selalu menunggumu membuka hati, Dre
Dear Kamu,

Dear Kamu,

Ada beribu pertanyaan tersimpan di benakku saat ini


tentang kamu, tentang kita dan juga perasaanmu padaku


Entahlah, mungkin saja aku tak harus mempertanyakannya


Sebab aku tahu jawabannya


Dan, kamu tak akan pernah mengerti tentang aku

(masih) kamu

(masih) kamu

ini masih tentang kamu
tentang aku yang memujamu
tentang kamu yang mencuri separuh hatiku
tentang aku yang merindukanmu

sayangnya kisah ini hanya ada aku, sedang kamu berangsur pergi
sebelum cerita ini selesai aku tulis

cerita ini masih sama, tentang kamu dan aku yang tersekat ruang dan waktu

Kamu yang pernah mencuri benakku, bisakah kau curi sekali lagi?


Persimpangan

Persimpangan

Ada kalanya cinta tidak memiliki


Ibarat di persimpangan jalan


Saat lampu menunjukkan warna hijau, saatnya masing-masing dari kita harus melangkah pergi


Kamu ke kanan, dan aku ke kiri


entah kapan akan kembali berjumpa




Tak selamanya cinta itu beriringan. Ada kalanya Tuhan mempertemukan hanya untuk sekedar melintas.


Sepasang Janji

Sepasang Janji

Ingatkah kamu tentang sepasang janji kita?


Janji yang kita sepakati bersama saat kamu dan aku berdua


Kau bilang, ingin di sini di sampingku


nyatanya hingga saat ini janji itu telah lesap entah kemana


Saat kita berdua, tak ada lagi pembicaraan janji


yang ada hanya sebatas kata-kata manis pelipur lara


Kemana sepasang janji yang kau ucapkan padaku?


adakah kau melupakannya?





Jangan pernah berjanji apapun atas diriku, jika aku tidak pernah punya hak atas dirimu


Pesta Telah Usai

Pesta Telah Usai

Tak ada lagi debaran yang aku rasakan di hatiku


tak ada lagi senyum simpul saat aku baca pesan darimu


tak ada lagi rindu yang mendesak saat tak ada kabar darimu


ku rasakan pesta di hatiku telah usai


pertanda bahwa aku harus segera berkemas dan melangkah pergi darimu