Hanya kamu

Hanya kamu

Hanya kamu yang teringat dalam simpanan ingatan dalam otakku

Hanya kamu yang selalu bisa membuatku tertawa tanpa beban

Hanya kamu yang bisa membuatku bersandar lepas di bahumu

Hanya kamu yang namanya selalu aku ingat dalam mimpiku

 

Hanya kamu...
Sebal

Sebal

Aku menatap sebal pada pria yang tepat berdiri di depanku. Dan seperti biasa dia tidak terpengaruh dengan perubahan raut wajah yang aku tunjukkan. Datar--tanpa emosi.
"Hmm," erangku.
"Kamu marah?" Pertanyaan itu tiba-tiba meluncur dari mulutnya.
"Apa aku tidak boleh marah?"
"Tentu saja boleh, marah itu salah satu bentuk emosi yang harus dikeluarkan,"jawabmu. "Apa permasalahannya?" Tanyamu sambil melipat tangan di dada.


Arghhh..kenapa pria di depanku ini tidak merasa bahwa dialah sumber dari kemarahanku.


"Cari tahu sendiri." Aku pergi meninggalkan dia





Susah sekali membuat lelaki lebih peka


Berserakan

Berserakan

 Semua rasa yang aku rasakan berserakan

Aku terlepas, terhempas

seketika itu aku dapati semua rasaku untukmu telah luruh

yang tersisa hanya kepingan kecil yang terkadang menyayat lebih tajam

kamu tidak pernah peduli dengan apa yang aku rasa

kamu tidak pernah peduli dengan apa yang aku inginkan

bahkan kamu tak tahu tentang semua perasaanmu padaku

Jika kau bertanya padaku

Aku harus bagaimana

karena aku sendiri tidak bisa menyakinkanmu untuk mengerti aku
Kamu tidak pernah tahu

Kamu tidak pernah tahu

Kamu tidak pernah tahu bagaimana perasaanku
Yang kamu tahu hanya memenuhi egomu saja
Kamu tidak pernah tahu bagaimana perasaanku
Yang kamu tahu hanya kebahagiaanmu sendiri
Kamu tidak pernah tahu seperti apa yang aku inginkan
Yang kamu tahu saat aku tersenyum saja
Kamu tidak pernah tahu berapa banyak air mata yang aku keluarkan
Yang kamu tahu aku harus selalu tersenyum saat dekatmu
kecewa

kecewa

Lelah dengan semua ini
Ketika kau tak lagi ingin mempertahankan semua rasa
Kenapa harus aku yang melakukan?
Jika kau sudah tak ingin semuanya kembali

Segampang inikah caramu?

Sungguh aku kecewa
suatu sore

suatu sore

Mimpi perlahan memudar
Layaknya semburat senja yang perlahan tenggelam gelapnya malam

Akankah ada sinar gemintang yang akan menggantiikan sedihnya malamku?
kamu

kamu

Kamu yang egois
Kamu yang hanya mementingkan dirimu
Kamu yang menyebalkan
Dan kamu yang kerap membuatku menangis