Nikmat Tuhan Mana Lagi yang kau dustakan?

Nikmat Tuhan Mana Lagi yang kau dustakan?

Lihatlah alam semesta yang indah
Semua tercipta tanpa cela
Tak seperti buatan tangan-tangan manusia
ketika masa telah usai hancur tanpa bekas

Tengoklah ke atas langit
Nikmatilah lukisan sang Pencipta
Maha Karya yang tidak pernah terbandingkan oleh pelukis-pelukis manusia

Coba kau amati
Langit, bintang, bulan, matahari berkawan tak pernah satupun dari mereka bermusuhan
Tak seperti buatan manusia yang rentan oleh emosi dan nafsu

Coba kau resapi, berapa banyak oksigen yang bisa kau hisap tiap harinya?
Berapa banyak rizki yang telah Allah berikan?
Berapa banyak nikmat yang terima setiap harinya?
Masihkah kau mendustakan apa yang telah Allah berikan?

Nikmat Tuhan Mana Lagi yang kau dustakan?


*Terinspirasi dari Surat Ar-Rahman
Gempa kecil

Gempa kecil


link



Tahukah kamu bagaimana rasanya saat pertama kita berjumpa?
Ada suatu getaran yang tak dapat aku hentikan
Perutku menegang tapi bukan karena tegang
Rasanya seluruh badan ini bergetar saat mata tajammu menelusup masuk ke dalam mataku...
Apakah gerangan yang terjadi?
Rasanya ada gempa kecil yang telah meluluh lantakkan hatiku
kurasa kamulah penyebabnya
Akibat kehabisan ide

Akibat kehabisan ide

image

Yuhuuu berhubung otak udah lama nggak dipake, ide pun nggak kunjung datang. Mulailah untuk menulis yang aneh-aneh. Yuk kita mulai dengan kenapa ni otak mampet?
Jawabannya sih terlalu lama vakum, duh terus gimana dong? Nulis aja. Lantas apa yang ditulis? Apa aja boleh.
Treng..treng jadilah tulisan yang kacau balau ini.
Buat yang baca maaf ya kalau tulisan ini berantakan. Lihat judul dulu baru baca !

Aku ingin tahu

Aku ingin tahu

Kemana semua rasa yang kau punya?

Kenapa hanya aku yang tidak pernah merasakan

Mengapa dia yang baru kau kenal sudah merasakan semua kebaikanmu?

Sedangkan aku yang sudah lama didekatmu, tidak pernah sedikit pun kau perdulikan

Apakah aku yang tidak peka, hingga tidak bisa merasakannya?

Sungguh aku tidak mengerti tentang semua rasa yang ada padamu

Bagiku semua yang kau berikan hanya seperti bayangan abu-abu

Tak jelas apa makna dan bentuknya..

Berikan aku penjelasan hingga aku tidak lagi harus menunggumu untuk mengerti aku
Tinggalkan saja aku, jika hadirku hanya membuatmu tidak bisa menatap masa depan
Rindu

Rindu

Aku menatap langit malam yang penuh dengan penuh pendar bintang di langit

Ada rasa sepi menyelimuti dada

Tidak ada lagi canda tawamu di sini

Tidak ada lagi kamu yang selalu menemaniku menengadahkan kepala ke langit

Tidak ada lagi bahu kokoh yang dapat aku sandari kala aku lelah menatap malam

Kini aku sendiri disini, menengadahkan kepala menatap gelapnya malam

Aku rindu kamu...

Sungguh aku rindu...

Cepatlah pulang!

Ada banyak cerita yang ingin aku sampaikan padamu...

Mungkin kita memang terpisah jarak ribuan kilometer, tapi aku percaya bahwa kita sedang memandang langit yang sama saat hati kita saling merindu



 
Aku menyerah

Aku menyerah

Dear Langit,

Rasanya aku sudah tidak sanggup lagi menahan semua rasa yang ada, kau hanya diam. Tidakkah kau pernah berpikir tentang apa yang aku rasakan? Sungguh dangkalkah perasaanmu?


Lang, hari ini aku memutuskan untuk pergi jauh.  Menjauh dari kehidupanmu, meninggalkan semua yang kau sebut dengan persahabatan. Benar kata orang bahwa persahabatan antar lawan jenis tidak akan pernah abadi.


Mungkin kau akan menyebutku egois, tapi ini aku lakukan untuk melindungi hatiku. Aku tidak mau terluka terlalu dalam dan itu karena kamu.


Lang, mungkin ini adalah surat terakhir yang akan aku tuliskan untukmu. Sejak saat ini seluruh hatiku akan menutup semua cerita tentangmu.




Kau tunjukkan aku bahagia, kau berikan derita (sheila on 7-pulang)


Aku penuhi panggilanmu

Aku penuhi panggilanmu

Aku bersimpuh dihadapan-Mu ya Illahi

Didepan pintu Multazam-Mu aku mengetuk dengan kerendahan hati

Ya Allah aku terima panggilanmu...

Aku hanya hamba-Mu yang hina, dan tak bernilai di hadapan-Mu

Sungguh ya Allah rasanya sudah terlalu banyak dosa yang aku perbuat

Tidak dapat terhapuskan dengan hanya sekejap mata.

Ya Allah Maha Pemilik Jiwa Raga

Terima Kasih atas Hadiah terbaik yang kau berikan kepadaku

Kau berikan padaku Undangan Teristimewa agar aku bisa lebih dekatmu

Sungguh aku merindukan-Mu  dan juga Muhammad-Mu

 

Makkah 27 Juli 2011