Dan hormon pun menghancurkan segalanya
Ya......hormon telah menghancurkan semuanya...
happy weekend ^_^
Ad Placement
aku meretas dalam gelapnya langit
membendung smua kesedihan
berharap agar semuanya cepat berlalu
rasa ini
semakin mengangguku
membuatku terjebak dalam rasa
sakit...
aku merasakan sakit yang teramat sangat
menusuk ke dalam hatiku yang terdalam
dan meninggalkan jejak luka yang
dan langitpun menangis
tak kuat menahan kesedihan
yang kau tancapkan dalam hatiku
kenapa aku tak bisa membuatmu tinggal sejenak
disini mereguk indahnya hari ini
aku ingin bersamamu hari ini saja
berdua hanya ada kita
tapi kenapa kau pergi lagi
tidakkah kau rindu pelukan hangatku?
tidakkah kau rindukan senyuman manisku??
bukan harta yang aku inginkan
aku hanya inginkan sejenak waktumu
sayang....aku mohon tinggallah sejenak
dan biarkan aku tidur dalam dekapan hangatmu
Sebenarnya kisah ini adalah kisah yang diceritakan oleh seorang teman.
Cerita ini adalah tentang seorang anak berusia dua tahun yang selalu diam dan tidak pernah bicara dengan orang lain, padahal secara fisik dia adalah anak normal dan tidak menderita bisu atau tuli. Di sekolah pun anak ini juga tidak berbicara, bahkan cenderung pendiam. Setelah beberapa bulan bersekolah si anak tetap tidak mau berbicara pada siapa pun, akhirnya salah satu guru penasaran dan diajaklah si anak menemui psikolog disekolahnya. Ternyata setelah melakukan beberapa pendekatan diketahui ternyata di tubuh si anak penuh dengan luka lebam, dan bekas pukulan, setelah diselidiki ternyata yang melakukannya adalah pembantunya sejak dia beerusia 1 tahun. Setiap si anak dipukul dia selalu dipaksa dan diancam untuk tidak mengadu. Parahnya kedua orang tuanya tidak pernah tahu tentang keadaan anaknya karena terlalu sibuk bekerja. Keduanya baru datang saat si anak sudah tidur, dan berangkat saat si anak masih tidur. Bahkan, saat libur orang tuanya selalu sibuk dan otomatis hanya berdua dengan pembantu. Saat mengetahui ini si ibu sangat kaget. Menurut teman saya, si anak perlu terapi yang cukup lama untuk bisa berbicara lagi dan tidak takut pada orang lain.
Sadarkah kita mungkin beberapa orang disekitar kita, atau bahkan kita sendiri membuang-buang makanan dengan beberapa alasan. Beberapa pengalaman membuat saya tertampar, ternyata saya masih kurang bersyukur dengan apa yang kita telah dapat.
Salah satunya makanan. Iya mungkin kita seringkali secara sengaja atau tidak sengaja membuang makanan yang dirasa tidak enak. Kita tidak pernah sadari bahwa ada beberapa orang yang terkadang harus menahan lapar atau bekerja keras demi sesuap nasi. Mereka yang disana tidak pernah tahu rasanya makanan enak, yang mereka tahu bagaimana caranya dapat sesuatu yang bisa untuk menganjal perut, bahkan dari mereka memakan makanan dari bekas kita. Sedangkan ,kita sendiri dengan seenaknya menolak atau bahkan membuang makanan yang tidak sesuai dengan selera kita.
Ah Ya Allah maafkan hambamu yang sering kali kurang bersyukur.
Saya agak tergelitik tentang wacana yang sedang digembar-gemborkan anggota Dewan mengenai perlunya tes keperawanan sebelum memasuki sekolah. Nah...sekarang pertanyaannya terus nanti hasilnya buat apa dan siapa? jJka misalnya ada seorang anak yang ternyata tidak lulus tes ini, apa iya dia di anggap tidak bermoral dan tidak boleh bersekolah?
Entahlah apa yang diinginkan tapi menurut saya ini tidak adil dan sudah mengganggu hak seseorang terlebih lagi wanita. Amat sangat tidak menyenangkan saat masuk sekolah tiba-tiba kita sudah harus menunjukkan bagian vital kita pada orang lain. Bukankah kita tahu bahwa keperawanan tidak hanya ditentukan dengan rusaknya sel selaput dara saja, dan rusaknya selaput dara juga tidak hanya akibat dari hubungan sex tapi banyak hal misalnya kecelakaan, atau karena jatuh dari sepeda.
Kalau tes ini hanya berlaku pada wanita, terus bagaimana dengan remaja prianya? Bukankah hal yang mustahil untuk mengetahui pria itu perjaka atau tidak dan disinilah letak ketidakadilannya menurut saya.
Kalau memang pemerintah ingin memperbaiki moral generasi mudanya, apa iya harus lewat tes keperawanan? Jawabannya...entahlah
rasa ini
entah apalah namanya
membuatku selalu terperangkap
dalam gelapnya hitam
dan juga pekatnya hitam
yang tak aku temukan dimana ujungnya
selalu aku cari maknanya
tapi tak pernah jelas
hanya bisik-bisik
dan seberkas hitam yang selalu menemani
entah dimana aku
tak dapat aku temukan
jalan keluar dari kegelapan
tolonglah aku
aku terjebak dalam rasa
yang tak terbatas
Dua minggu kerja ternyata menyenangkan...bertemu dan bermain dengan anak-anak. Banyak cerita dan celoteh dari mereka yang nggak habis-habisnya. Berbagai karakter dan perilaku mereka yang sering kali bikin ketawa. Ah rasanya aku mulai jatuh cinta dengan mereka. Yap...anak-anak selalu saja bisa menarik hatiku.
Sing: sangat senang amat senang bangun pagi-pagi amat senang ^_^
Ad Placement