Surat Untuk Papi

Surat Untuk Papi


birthday-cake2

Kepada Papi Tercinta,

Hari ini usiamu bertambah satu

Seiring bergulirnya waktu, tak terasa usiamu semakin senja

Kutemukan gurat-gurat lelah di wajahmu

dan raga yang kian menua

Papi,

Maafkan kalau gadis kecilmu ini belum bisa memberikan yang terbaik, dan membuatmu selalu tersenyum

Aku janji akan buat papi bangga suatu hari nanti

Papi,

Janganlah bosan-bosan untuk mengingatkan kami

Janganlah bosan untuk bersabar menghadapi anak-anakmu

dan, janganlah bosan untuk selalu berada di samping kami

Tak banyak kata yang bisa mewakili perasaan sayangku padamu

Selamat ulang tahun papiku sayang

Semoga Allah memberikan banyak berkah berupa kesehatan, nikmat iman, dan kesabaran

Surabaya, 22 Juli 2013
Dear Danie...

Dear Danie...

letter-cute-grass-green-Favim.com-680552



Dear Kamu,


Jumat kembali bertandang. Dan, kupikir waktu berjalan begitu cepat, hingga akhirnya membawa kita kembali ke hari yang sama. Aku merindukanmu. Ada banyak cerita dan uneg-uneg yang ingin kutumpahkan kepadamu. Maukah kau mendengarnya ketika kita bertemu di akhir pekan nanti?


Sayang, aku tak sabar berjumpa denganmu. Ingin rasanya aku pergi ke tempatmu hari ini. Namun, nampaknya aku harus belajar bersabar dan juga menahan diri seperti yang sering kamu katakan padaku. Pokoknya, jika kita bertemu nanti aku akan memeluk, membaui aroma tubuhmu, dan membiarkan jemariku berlama-lama di lekukan jemarimu.


Tunggu aku ya.


With love


Azzalea

Kepada Lelaki musim Panas

Kepada Lelaki musim Panas

amazing-balcony-beautiful-cute-sea-Favim.com-354464


 

 

Dear Dany,

Apa kabarmu pagi ini?  Kuharap sama baiknya dengan keadaanku hari ini. Saat menulis surat untukmu, aku sedang duduk di depan jendela yang terbuka lebar-lebar.  Kamu tahu Dan, udara pagi ini cukup dingin tapi tidak sampai membuat cuping hidungku membeku karena kedinginan. Tolong jangan ketawa! Aku tahu yang kau bayangkan ketika membaca kalimat ini. Mana mungkin hanya cuping hidungku yang membeku? Jadi, lompati saja bagian ini.


Dari balik jendela ini, aku bisa melihat matahari nampak malu-malu di balik kumpulan awan. Dan, pucuk-pucuk daun baru bermunculan dari pohon willow tua di depan jendela yang kemarin meranggas. Kamu benar Dan, musim semi telah tiba. Akhirnya sebentar lagi akan ada kehangatan di kota ini. Aku sedikit iri denganmu. Di negaramu matahari bersinar dengan terik tidak seperti negaraku yang kerap kali dirundung mendung.


Berbicara tentang musim semi, kotaku terlihat cantik. Pohon-pohon yang kemarin gundul kini mulai ditumbuhi daun-daun muda. Tinggal tunggu beberapa hari lagi, bunga-bunga di seluruh kota akan bermekaran. Cantik sekali.  Kapan-kapan akan kukirimkan sebuah foto untukmu agar kau tahu keindahan kotaku.


Dan, udara di sini semakin dingin. Ada baiknya aku bergegas menutup jendela agar tidak terkena flu. Kamu tahu, aku sangat tidak suka terkena salesma karena rasanya tidak mengenakkan. Lain kali, akan kuceritakan banyak tentang diriku. Sampai jumpa Tuan Musim Panas


Salam Hangat,



Azalea si gadis musim gugur


Dear Me

Dear Me

Dear Me,

Ada apa gerangan dengan diriku? Belakangan ini moodku sedang tidak karuan. Rasanya ingin nangis, marah, sebal tapi tak ada orang untuk dilampiaskan. Apakah ini pertanda mau PMS? Entahlah, sepertinya sih seperti itu.


Ditambah lagi dengan urusan lelaki abu-abu yang terrnyata juga membuat emosi jungkar balik belakangan ini. Oke, fine. Kuakui aku cemburu dengan sikap ramahnya terhadap beberapa wanita itu, dan harusnya aku tak memperdulikannya. Sialnya, aku terbawa arus. Hufttt


Baiklah, Tika. Mari kita menata diri kembali. Lupakan segala sesuatu yang tak penting. Mulai sekarang fokus dengan apa yang kamu impikan. Semangat ya.


Salam Hangat,


Aku


Out of Somewhere

Out of Somewhere

waiting-for-summer



Dear Pria Masa Depanku,


Waktu terus saja berjalan, nyatanya Allah belum juga mempertemukan kita seperti janjinya. Sampai sekarang, aku masih menerka-nerka seperti apa raut wajah, suara, mata, hidung, bentuk alismu itu.  Bahkan, aku sampai mengkhayal seandainya nanti kita bertemu.


Tolong jangan tertawa, karena menulis surat ini sudah cukup membuat rona merah di pipiku.


 Apa yang yang kamu lakukan di sana? Apakah sama gelisahnya, menunggu kapan kita dipertemukan. Semoga cepat ya, karena aku sudah tak sabar untuk melihatmu.


Seandainya, kita nanti bertemu di persimpangan jalan. Janganlah ragu untuk menyapaku, atau kalau aku tidak mendengarmu tariklah benang merah yang saling menautkan jari-jemari kita.


Ah, rasanya tak sabar menunggu waktu pertemuan kita. Semoga kamu juga :)


Selamat menikmati akhir pekan


Salam hangat,


Gadis di ujung seberang

Teruntuk Dqueen

Teruntuk Dqueen

teruntuk dqueen




Dear Dqueen,


Hai, apa kabar kabar senja di ujung sana? Masihkan warna langit jingga melintas di sungai mahakam? Atau langit telah berubah menjadi pekat seperti di kotaku.

Tiba-tiba saja, aku tergelitik untuk mengirimkan sebuah surat untukmu. Ya, mungkin surat ini tak sama dengan surat-surat yang telah kau terima. Tak apalah.

Kamu sadar nggak, Dear? Kalau pertemuan kita seperti ditakdirkan oleh Tuhan.  Ya, kurasa Tuhan telah mengatur segalanya. Membuat pertemuan pertama kita di rumah jingga, lalu tanpa sadar telah menyambungkan ikatan hati di antara kita.

 Terkadang merasa geli, ketika tahu bahwa ternyata kita memiliki banyak kesamaan terlebih soal selera. Dan kamu suka berbagi banyak hal kepadaku, tentang sesuatu yang tak pernah aku tahu sebelumnya.

Masih ingat percakapan kita di suatu sore, saat secara bersamaan kita memasang gambar yang sama sebagai profil BB?

"Kita ini saudara, tapi dilahirkan dari rahim yang berbeda," katamu sore itu. Lalu, kita sama-sama memasang emo ketawa dan pelukan.

Hei, Dear.

Tahukah kamu, bahwa aku mengagumi karya-karyamu itu. Menunggu setiap barisan kata yang kau rangkai. Lalu, diam-diam mencoba meniru caramu bertutur.

 Terima kasih atas semuanya --persahabatan kita. Semoga, kelak Tuhan benar-benar mempertemukan kita seperti mimpi yang pernah aku ceritakan kepadamu.

Aku sudahi suratku, lain kali kan kukirimkan lagi surat untukmu

Salam hangat,


Saudara (tidak) kembar


Someone Like You

Someone Like You

Berulang-ulang potongan lirik lagu yang dipopulerkan oleh adele ini bergema di telingaku.  Lirik lagu ini seolah memberikan semangat baru, bahwa kelak aku akan menemukan seseorang yang lebih baik darimu. Ya, pasti.


Insya Allah



Kepada Kamu yang masih saja bermain-main di benakku,


Semoga kamu selalu bahagia dengan pilihanmu.





Nevermind I'll find someone like you


Dear Lelaki,

Dear Lelaki,

Dear Lelaki,

Kepada semua lelaki di luar sana. Mungkin suratku ini terdengar aneh, tapi sungguh tak pernah ada niatan. Surat ini hanya suara hatiku saja sebagai seorang wanita.


Para Lelaki, tahukah kalian bahwa sebenarnya wanita itu paling pemaaf. Sebesar apa pun kalian menyakiti, kami para wanita selalu mempunyai celah kecil untuk memaafkan sikap kalian. Dengan satu catatan kalian tidak akan mengulanginya lagi.


Adilkan?


Para Lelaki,  kami juga bisa menjadi wanita paling jahat. Ketika kalian menyakiti kami dengan sedemikian rupa. Kami akan menutup rapat-rapat pintu hati dan kata maaf walaupun kalian memintanya dengan berlinangan air mata.


Para Lelaki, tahukah kamu? Allah menciptakan hati wanita itu dengan kelebihan. Kami bisa melembutkan hati, tapi juga mampu mengeraskannya ketika cobaan bertubi-tubi datang menghampiri.


Para Lelaki, muliakanlah kedudukan kami. Kelak, kamilah yang akan memuliakan kalian


Salam Hangat,


Wanita

Sebuah Surat untuk Allah

Sebuah Surat untuk Allah

Dear Allah,

Aku tahu, mungkin kau tak akan pernah membaca surat ini. Entah mengapa, masih saja aku ingin menulis surat untukmu.


Ya Allah,


Tak cukup banyak kata, untuk mengungkapkan betapa besarnya cintamu padaku.


Betapa besarnya kasih sayang yang Kau curahkan untukku.


Dan, aku hambamu ini tak pernah luput dari dosa


Ya Allah,


Terima kasih atas kesempatan yang kau berikan 20 tahun lalu. Kau masih sisakan umurku, dikala aku berjuang di meja operasi.  Andai saja saat itu, kau panggil aku menghadap-Mu. Mungkin tak pernah ada kesempatan untukku melihat isi dunia.


Ya Allah,


Maafkan, jika hambamu ini kerap kali tak mempercayai terhadap prasangka baik-Mu.


Masih saja mengeluh terhadap kasih sayang yang Kau limpahkan.


Ya Allah,


Aku rindu kepadaMu, tegurlah aku jika aku mulai menjauh dariMu.


Aku tahu kau menyayangiku


Kau titipkan cintamu melalui sakitku, agar aku tak pernah lupa untuk mengingatMu



Ya Allah,


Mungkin aku pernah marah padaMu, tentang diriMu yang tak adil. Memberiku sakit yang tak dapat disembuhkan. Tapi, Aku salah Ya Allah.


Aku tak menyadari bahwa kau telah menitipkan cintaMu di sana


Ketika aku merasa lelah, kesakitan, disitulah kau sirami aku dengan Cinta


dan aku bersyukur, karena kamu telah mengingatKu



Ya Allah,


Terima kasih Kau telah kuatkan hatiku, untuk bisa menerima semua keputusanMu


Terima kasih atas kesehatan yang selalu kau limpahkan. Meski aku berbeda dengan teman-temanku. Tapi, Kau membuatku lebih kuat dari mereka.



Ya Allah,


Terima kasih, kau tempatkan aku pada keluarga yang selalu mendukungku, teman-teman yang luar bisa, dokter-dokter yang baik hati.


Semuanya itu tak dapat aku lukiskan dalam kata-kata



Ya Allah,


Jika, kelak aku mulai lalai. Bisakah engkau ingatkan aku?  Tegur aku dengan kasih sayangmu.


Limpahkan aku kekuatan, agar aku bisa melewati semua ujianmu.



Salam sayang,


Hambamu

Pria Peramu Kata (11)

Pria Peramu Kata (11)

Dear Kamu,

 Hai, apa kabar? baik-baik aja khan? Maaf kalau beberapa hari ini aku menghilang. Seperti kataku, aku sedang merentangkan jarak. Mencari tahu tentang perasaanku padaku. Nyatanya hatiku tetap tertuju padamu.


Entahlah, aku sedang tak ingin berharap apa-apa dalam hubungan ini. Mungkin kita hanya dipertemukan tapi tidak untuk beriringan.  Mungkin Tuhan ingin aku sekedar untuk mengagumimu dan kamu hanya menganggapku adek. Bukankah ada kalanya cinta hanya berjalan sendirian.


Kelak, jika memang kita bertemu. Tolong, jangan pernah lagi tanyakan tentang perasaan yang perlahan aku tepiskan.


Salam hangat,


(masih) pengagummu

Pria Peramu Kata (10)

Pria Peramu Kata (10)

Dear Kamu,

Ini adalah surat ke-10 yang aku tujukan kepadamu. Sebuah surat sederhana yang masih berisi tentang kamu, dan selalu kamu.


Kalau kamu bertanya sampai kapan aku akan menulis surat untukmu, jawabannya sampai aku lelah untuk mengagumimu.


Beberapa hari ini aku memang sengaja tak ingin berlama-lama mengobrol denganmu, bukan aku marah ataupun jenuh. Aku hanya ingin sekedar melebarkan jarak, agar kelak ketika kamu tak lagi membutuhkanku, aku terluka.


Memang terlihat sangat egois, tapi ini harus aku lakukan. Aku tak mau kembali terluka lagi seperti dulu.  Karena yang aku sadari, aku hanya pengagummu. Penikmat untaian kata di setiap goresan penamu.


Seperti pintaku, aku mau kamu tersenyum :)


Salam Hangat,


Pengagummu

Pria Peramu Kata (9)

Pria Peramu Kata (9)

Dear Kamu,

Hai, bagaimana puasa pertamamu hari ini? Semoga lancar sampai Adzan berkumandang nanti.


Pagiku hari ini dimulai dengan sebuah senyuman. Aku tersenyum mengingat pembicaraan kita semalam. Pembicaraan tentang potongan rambutmu, pose fotomu. Ah, memang sangat sederhana, tapi bagiku pembicaraan itu kembali menghangatkan dadaku.


Aku suka melihatmu tersenyum, rasanya senyum itu terlalu mahal untuk bisa terulas di bibirmu. Bisakah kamu tersenyum lebih lebih lebar kelak ketika kita bertemu nanti? Bisakah aku membuatmu tersenyum?


Petang tadi kita kembali bertegur sapa, dan kamu tampak antusias membicarakan proyek bukumu. Aku suka mendengarnya. Aku merasakan ada gairah dalam dirimu.


Kelak, jika waktu memang tidak berpihak pada kita. Bisakah kamu tetap seperti itu?


Atau jika bukan aku yang berada di sampingmu. Ku mohon tetaplah tersenyum.




Biarlah rindu ini merebah pada jarak dan waktu



Salam hangat,

Pengagummu

Jodohku

Jodohku

Jodohku,


Mungkin belum saatnya aku dan kamu bertemu


Belum saatnya juga kita dipertemukan


Saat ini kita hanya sepasang manusia yang tak saling mengenal


Terbentang jarak bahkan juga dipisahkan oleh waktu


Bersabarlah,


Kelak jika masanya sudah tiba, pasti kita akan bertemu


Seperti mimpi-mimpi kecil yang kita impikan


Jodohku,


Mari kita saling perbaiki diri


Agar kelak ketika bertemu, kita sudah siap untuk menautkan jemari di hadapan Allah


Dan aku akan menantimu dengan sabar di sini; di bilik hatiku


Sampai kelak aku menjadi halal bagimu





Aku sedang menyimpan debaran jantungku, demi bertemu denganmu; nanti



Pria Peramu Kata (8)

Pria Peramu Kata (8)

Dear Pria Kata,

Hai, apa kabar gerangan kamu di seberang sana? Baik-baik saja kan. Belakangan ini kita jarang bertegur sapa ya? Kamu dan aku sama-sama sibuk, atau kita aja yang mulai merentangkan jarak?


Entah benar atau tidak yang aku rasakan. Kamu tidak lagi hangat, dan mulai menjauh dariku.


Ah, sudahlah. Maaf jika apa yang aku rasakan salah. Yang pasti, aku tahu kamu baik-baik saja. Buatku itu cukup.


Salam hangat,


Penikmat Kata

Pria Peramu Kata (7)

Pria Peramu Kata (7)

Dear Pria Peramu Kata,

Terima kasih telah mengijinkanku mengetuk kesunyian hatimu.
Terima kasih telah mengijinkanku bersandar sejenak di bahumu
Terima kasih telah membiarkanku mengulas senyuman di wajahmu
Terima kasih telah mengijinkanku menghapus semua dukamu

Salam Hangat,

Pengagummu
Pria Peramu Kata (6)

Pria Peramu Kata (6)

Dear Kamu,
Kenapa aku mulai merasakan rindu padamu? Merindukan bagaimana sajak-sajakmu terangkai di Time Line. Aku suka tersenyum geli, saat pertama kali kita berkenalan.
Ah, aku keGR-an. Bukankah semua pria penyajak itu ramah dan idola wanita. Benarkah itu? Benarkah aku keGR-an, atas sikapmu.

Dan sekarang aku merindukanmu

Salam Hangat,

Penikmat Kata
Pria Peramu Kata (5)

Pria Peramu Kata (5)

Dear Kamu,
Apa kabarmu? Pasti baik-baik saja. Beberapa hari ini, aku pandangi Time Linemu penuh dengan kesedihan. Adakah sesuatu yang mengganjalmu.
Biasanya kamu orang yang semangat, tapi yang aku tangkap saat ini hanya kesedihan.
Aku tak suka, jika kamu seperti itu. Aku merindukanmu yang dulu; ceria. Aku kagum padamu, terutama sajak-sajakmu.
Tetap semangat ya!


Salam Hangat,


Pengagummu