Cara meningkatkan Follower Instagram Melalui Strategi Hastag

Cara meningkatkan Follower Instagram Melalui Strategi Hastag

cara meningkatkan follower instagram melalui strategi hastag


Cara meningkatkan Follower Instagram Tanpa Aplikasi


scrabble, instagram follower, flatlay


Beberapa bulan ini, hampir di semua WAG blogger banyak yang mengeluhkan perihal followernya yang masih sedikit (termasuk saya) sehingga sering gagal job karena tidak memenuhi kriteria. Sehingga beberapa teman blogger panik ketika mendapati pengikut mereka malah berkurang bukannya bertambah.

Sebenarnya itu hal yang wajar sih, sebab pekerjaan kami yang dikenal sebagai influencer memiliki hubungan yang erat dengan jumlah pengikut. Ya, kalau kamu ingin lebih banyak mendapatkan pekerjaan, mau tidak mau kamu harus meningkatkan follower instagram.

Harus.

Menambah follower di instagram di era sekarang itu bukanlah perkara mudah. Alogaritma yang berubah dan semakin banyaknya pengguna baru di Instagram menimbulkan persaingan yang tinggi. Sehingga dibutuhkan kerja lebih keras supaya foto/konten kita bisa dilihat di antara triliunan foto tiap detiknya.

Saya pernah mencoba berbagai cara supaya follower instagram bertambah. Mulai dari program follow for follow, follow-unfollow, ikutan komunitas pod (semacam grup untuk saling komen dan mengunjungi antar grup selama 1 jam), minta orang lain untuk mengikuti akun kita.

Semuanya melelahkan.

Entahlah, saya nggak sanggup untuk melakukan semua itu. Saya lebih memilih cara aman yaitu memperbaiki konten instagram (keseringan nonton kanal youtube soal Social Digital Marketing yang selalu memberikan saran untuk bikin konten yang memberikan manfaat bagi follower dan juga mengikuti akun instagram yang menginspirasi melalui foto.

Saran yang lain adalah menggunakan strategi hastag.

Sebenarnya itu bukan ilmu baru mengenai hastag dan saya juga pernah menulis soal hastag, namun ternyata tidak hanya sekedar meletakan hastag sesuka kita. Melainkan ada caranya.

Sebelum lebih jauh. Saya akan bahas pengetahuan dasar tentang hastag.

Apa itu Hastag?



scrabble, hastag instagram, flatlay


Hastag adalah bagaimana cara instagram menyusun konten dalam feed sehingga tepat sasaran. Semacam kategorisasi gitulah untuk mempermudah pengguna menemukan konten yang tepat.


Manfaat Hastag


Memiliki konten bagus tidak serta merta akan membuatmu menjadi terkenal di Instagram (bukan berarti konten nggak penting ya). Dengan menggunakan hastag, konten foto/videomu akan semakin dilihat banyak orang (meningkatkan awereness). Semakin banyak dilihat tentu akan menguntungkan, makin banyak orang di sana yang kemungkinan bisa menjadi followermu.

Manfaat lain dari hastag adalah membantu brand/pelaku usaha menemukan calon pembeli yang potensial dan tentu tepat sasaran.

Hastag juga menjadi semacam kategorisasi sehingga pengguna bisa bisa dikelompokkan menjadi beberapa kategori atau niche. Hal ini membantu sekali saat kita sudah tahu apa niche untuk instagram kita dan semakin mempermudah dalam membuat konten.


Strategi Hastag


Tidak banyak orang tahu mengenai manfaat hastag, sehingga banyak orang menggunakan hastag dengan asal-asalan. Sama seperti saya dulu. Pokoknya pakai hastag yang sering digunakan banyak orang seperti #love, #likeforlike, #happy dan masih banyak lainnya. Dengan anggapan, hastag yang populer itu membantu menaikkan postingan. Ternyata saya salah.

Padahal Hastag adalah salah satu cara terbaik untuk menambah follower secara alami jika digunakan dengan tepat. Itulah kenapa kita perlu menerapkan strategi dalam memilih hastag. Supaya konten kita tepat pada sasaran.

Periksa Volume Hastag


Berbeda dengan Hastag di Twitter, Hastag di Instagram memiliki volume di mana akan menentukan persaingan apakah fotomu bisa dilihat oleh pengguna yang lain. Semakin tinggi volume tentu persaingan akan semakin ketat. Dalam hitungan beberapa detik, fotomu akan tenggelam dalam foto-foto dari pengguna yang lain.

Sebelum memasukkan hastag, pastikan berapa volume dari hastag yang kamu pilih. Dengan begitu kamu bisa memperkirakan dalam beberapa menit apakah fotomu akan bertahan atau terlempar jauh.

Dalam hal ini ada Tiga macam hastag yaitu Hastag Populer (memiliki Volume di atas 1 juta), Hastag  Medium (memiliki volume 500k-1jt) dan Hastag dengan Volume Rendah (biasanya memiliki volume 20k-500k).

Apabila kamu hanya menggunakan hastag dengan volume tinggi/populer, bisa dipastikan fotomu tidak akan sempat ikut dalam persaingan karena akan tenggelam kecuali kamu memiliki follower yang baik hati.

Sesuaikan Hastag Dengan Konten


Alogaritma Instagram yang baru ini agak alergi sama yang namanya ‘spam’. Spam sini bukan hanya memberikan komentar yang tidak relevan atau komentar-komentar pendek tapi juga menggunakan hastag yang tidak sesuai konten.

Sekarang ini para pengguna yang lain bisa loh menyembunyikan fotomu yang tidak sesuai dengan hastag, semakin banyak orang yang melaporkannya. Maka akan memberikan sinyal kepada mesin instagram bahwa kamu adalah spammer sehingga kamu akan ditandai oleh Instagram

Jadi, ketika memilih hastag, pastikan ya fotomu sudah sesuai dengan isi kontennya ya.

Pastikan Hastag yang Kamu Gunakan Aman


Baru-baru ini, instagram merilis daftar hastag yang dilarang digunakan oleh pengguna. Ada beberapa hastag yang memang mengandung konten negatif, ada pula yang memang kontennya aman, namun disalah gunakan oleh orang lain sehingga disusupi konten negatif.

Biar tahu apakah hastag yang kamu gunakan aman, coba masukkan ke mesin pencaharian instagram apakah ada tulisan konten dibatasi atau apakah hastag yang kamu pakai masuk ke daftar hitam milik Instagram.

Apa yang akan terjadi jika kita menggunakan hastag yang dilarang? Kemungkinan kamu akan terkena shadow banned (di mana postingan kamu tidak ditampilkan pada hastag apapun. Hanya pengikutmu saja yang bisa melihat kontenmu)

Saya pernah kena yang namanya shadow banned gara-gara memakan hastag #mirror. Postingan saya tidak bisa dilihat oleh orang lain. Bikin saya galau saat itu.


Jangan Menggunakan Hastag yang sama berulang kali


Menggunakan Hastag yang sama berungkali juga dianggap sebagai aktivitas spam oleh mesin instagram. Jadi, sebisa mungkin setiap hari hastagmu harus gonta-ganti. Ribet sih memang tapi daripada ditandai oleh Instagram dan akunmu kena shadow banned.


Melakukan Riset Hastag


Nah, biar hastagmu bervariasi. Kamu harus melakukan yang namanya riset hastag. Dengan melakukan riset, kamu akan menemukan banyak hastag baru yang bisa kamu pakai. Sehingga nggak hanya pakai itu-itu aja.

Cara termudah melakukan riset hastag adalah coba main-main ke explore page. Masuk ke kategori yang sesuai dengan kontenmu. Pilih top post, klik dan intip hastag yang mereka pakai. Cek volume, jika cocok kamu bisa ambil/kumpulkan.

Kamu juga bisa menggunakan related hastag atau hastag yang masih berhubungan, pilih saja sampai menemukan konten yang pas dan volume yang tepat.

Cara yang lain adalah main-main ke pengguna yang memiliki persamaan niche, kamu bisa menggunakan hastag yang mereka punya dan kombinasikan dengan yang kamu punya.

Nggak susah, kan?


Kombinasikan Penggunaan Hastag Mulai Dari Volume Tinggi, Medium Hingga Rendah


Jika kamu sudah memiliki daftar hastag yang akan digunakan. Saatnya kamu melakukan kombinasi. Gunakan hastag bervolume tinggi beberapa lalu gabungkan dengan hastag volume rendah. Dengan begitu, fotomu masih mempunyai kesempatan untuk bersaing dengan konten yang lain.

Saya sendiri biasanya menggunakan hastag dengan volume mulai >20k - 500k.

Catatan: strategi ini memerlukan percobaan sehingga adakalanya gagal dan berhasil. Bersabarlah ya.
So Far, hasil dari strategi hastag ini membuat follower saya bertambah lumayan lebih cepat dan lebih tertarget. Sehingga efeknya lebih bertahan lama dan tentunya ditambah dengan peningkatan kualitas konten, hubungan baik dengan para follower.

Menaikkan Follower dengan strategi hastag ini memang terlihat rumit namun jika sudah terbiasa melakukannya, kita akan semakin lihai memilih hastag-hastag yang tepat sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik. Namun, perlu diingat juga bahwa konten juga menentukan apakah orang lain akan mengikutimu. Yah, paling tidak fotomu tidak membuat orang lain sakit mata.

Ada yang melakukan hal ini juga? Boleh dong berbagi.
5 Komponen Penting Dalam Membuat Foto Flatlay

5 Komponen Penting Dalam Membuat Foto Flatlay

5 komponen penting dalam membuat foto flatlay

5 Komponen Penting Dalam Membuat Foto Flatlay


Foto Flatlay merupakan salah genre foto yang belakangan banyak penggemarnya termasuk saya. Senang rasanya melihat foto-foto flatlay yang bertebaran di instagram dan pinterest. Semacam mood booster bagi saya kalau sedang berada di mood terendah.

Yap, bahagia ala saya itu recehan. Melihat-lihat foto estetik sudah membuat saya lebih bersemangat.

Foto flatlay digemari karena merefleksikan apa yang ada di dalam diri pembuatnya. Misalnya, kamu adalah pecinta buku,past kamu setidaknya akan memasukkan unsur buku ke dalam foto flatlay. Selain itu foto flatlay ini menjangkau banyak hal seperti gaya hidup, hobi, keseharian, kecantikan, dll. Itulah kenapa pengambilan foto dari atas ini menjadi sebuah trend.

Membuat foto flatlay itu tidak semudah yang dibayangkan. Buat saya yang agak tidak terlalu suka dengan genre foto yang satu ini bisa dibilang susah. Ada banyak hal yang harus dipersiapkan sebelum saya memutuskan untuk membuat foto flatlay.

Butuh tenaga? Pastilah.

Nah, sebenarnya apa saja sih yang harus kita lakukan untuk membuat foto flatlay yang apik? Ada 5 komponen penting dalam membuat foto flatlay yang harus kamu perhatikan. Supaya mempermudah ketika kita ingin membuat gambar sejenis.

Tema


Kenapa tema diletakan pada urutan utama. Buat saya pemilihan tema itu penting karena nantinya berdampak pada pemilihan prop foto dan lebih terarah. Sehingga nggak perlu usaha untuk membereskan banyak properti ketika selesai mengambil gambar. Tahu sendiri dong, betapa ribetnya membereskan printilan properti yang bejibun.

Jadi, sebelum memulai. Putuskan dulu kamu akan membuat foto dengan tema apa. Kalau masih bingung, coba deh main-main ke pinterest atau instagram. Cari kata kunci flatlay, lalu telusuri lebih dalam sampai menemukan kira-kira tema apa yang kamu inginkan.

Lalu, mulai pilah-pilah properti yang akan kamu pakai. Dengan begitu pekerjaanmu lebih terarah dan lebih praktis. Kamu bisa menggunakan 2-3 tema, sesuaikan dengan waktu dan kebutuhan.

Background/Latar Belakang


Setelah memutuskan tema foto yang akan dibuat, kini saatnya mulai memilih latar belakang dari fotomu. Apakah kamu ingin menggunakan alas foto tambahan, meja atau hal lainnya.

Keberadaan latar belakang ini juga menentukan hasil fotomu nanti. Kalau kamu suka dengan tipe flatlay yang clean. Mungkin bisa menggunakan latar belakang yang polos. Jika ingin menonjolkan tentang tekstur juga, bisa menggunakan meja atau alas berbahan kayu. Sesuaikan dengan tema yang akan diambil.

Baca juga: Alas foto yang mudah ditemukan di rumah


Pencahayaan


Sebaik-baiknya cahaya adalah yang alami alias sinar matahari. Maka, waktu yang terbaik untuk mengambil gambar adalah di pagi hari (07.00-09.00) atau sore hari (15.00-17.00).

Hindari memotret di malam hari, kecuali pencahayaan di rumahmu oke atau kamu punya lampu studio sendiri.

Pencahayaan yang tetap akan membuat gambarmu lebih baik dan jelas. Sehingga tidak membutuhkan proses pengubahan lebih banyak.

Belajar juga mengenai arah sinar datang, supaya kamu tahu darimana harus mengambil foto yang tepat. Kamu bisa menggunakan reflektor untuk mengurangi efek pembiasaan cahaya.


Komposisi dan Styling


Bagian selanjutnya adalah kamu mulai bermain dengan komposisi dan teknik penataan. Nah, bagian inilah yang menantang dari sebuah foto flatlay. Keahlian dan kejelian mata akan teruji di sini.

Biasanya saya suka pusing kalau udah bagian bikin komposisi dan penataan. Saya pada dasarnya bukan orang suka dengan hal-hal menata, kecuali mood saya sedang baik.

Komposisi ini membantu kamu di mana harus meletakan subjek utama dari fotomu, apakah hanya cukup dengan satu objek atau kamu butuh benda pelengkap agar fotomu tidak nampak kesepian.

Pemilihan komposisi dan penataan yang apik, akan membuat fotomu semakin bercerita. Tidak ada salah yang benar ya dalam dunia foto, semua akan kembali ke selera masing-masing.

Jangan takut salah mencoba. Semua proses penataan ini lebih kayak eksperimen. Trial and Error.


Kesabaran dan Latihan


Memotret ala flatlay itu dibutuhkan kesabaran tingkat tinggi. Jika kamu bukan orang yang telaten saat menata dan komposisi, maka pilihlah foto flatlay dengan tema minimalis atau menggunakan 2-3 objek utama.

Keahlian menata ini tentunya akan berkembang dengan seiring waktu dan latihan. Iya kali baru motret sekali udah minta hasil bagus. Semua butuh proses.

Cari inspirasi sebanyak-banyak dari akun foto sejenis.

Kalau nggak suka. Ya sudah, cari genre foto yang lain.

Memotret flatlay sebenarnya bukanlah hal susah jika kita lakukan dengan penuh kesabaran dan latihan. Semakin diasah, mata dan tangan kita akan semakin jeli dalam menata komposisi sehingga menghasilkan foto yang apik.

Menurut kamu foto flatlay susah nggak?

Boleh dong, share pengalamannya.
Hal-hal yang Bisa Dilakukan Seorang Blogger

Hal-hal yang Bisa Dilakukan Seorang Blogger


Apa sih Pekerjaan Blogger?


“Blogger itu pekerjaannya apa sih?”

Semenjak memilih menjadi fulltime blogger, saya kerap kali mendapat pertanyaan-pertanyaan seputar dunia blogger. Buat yang udah mengerti tentang pekerjaan rasanya mudah untuk menjelaskan kepada mereka mengenai apa yang saya kerjakan.

Masalah berbeda saat bertemu dengan orang awam yang kayaknya baru dengar istilah tersebut. Sudah diberi penjelasan panjang lebar, eh ujung-ujung balik ke pertanyaan, “bloger itu pekerjaannya apa?”

Gitu aja terus sampai lebaran haji.

Sebenarnya pertanyaan ini bisa dibilang wajar. Bagi sebagian besar orang, pekerjaan sebagai influencer, blogger, social media marketing dan pekerjaan kreatif lainnya itu dunia abu-abu alias nggak jelas.

Gimana nggak, pekerjaan-pekerjaan ini belum begitu populer alias masih terbilang baru dan deskripsi pekerjaannya terlihat tidak jelas bagi sebagian orang. Mereka yang awam masih bingung darimana kita mendapat penghasilan padahal kebanyakan diam di rumah sampai dikira pengangguran.

Ada yang mengalami?

Saya pernah dong.

Dulu sebelum ortu saya paham tentang apa pekerjaan blogger itu, mereka sering mengira saya hanya mainan hp dan laptop. Walaupun belum sepenuhnya paham apa sih sebenarnya pekerjaan saya. Kadang masih suka protes kalau saya main laptop melulu.

Ya. wajarlah.

Lantas, apa saja sih yang bisa dilakukan oleh seorang blogger selain menulis di blog sendiri tentunya. Jangan sampai ngaku blogger, kalau blognya sendiri jarang diperbaharui. Ups.


Baca juga: Apa yang harus saya tulis di kotakwarna?

Hal-hal yang bisa dilakukan oleh Blogger:


Penulis Konten


Selain untuk mengisi blog pribadi, kemampuan menulismu bisa dipergunakan untuk mengisi web orang lain. Banyak perusahaan/perseorangan yang kesulitan untuk mengelola isi webnya sehingga membutuhkan jasa penulis konten.

Jika kemampuanmu mumpuni dan paham akan SEO, maka ini akan menjadi peluang yang baik. Kamu bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari jasa penulisan konten ini.

Kalau kamu hanya sekedar ingin mencoba menulis di web lain tanpa biaya atau sekadar untuk menambah portofolio. Bisa. Ada banyak web yang membuka peluang untuk menerima tulisan dari pihak luar, seperti Hipwee, Beautynesia, C2Live, dll. Hal ini tentu akan mendongkrak kemampuan menulis dan juga profilmu sebagai blogger.


Mengulas Produk, Jasa/Usaha Baik Berbayar Atau Tidak


Sebagai seorang blogger, saya sering diminta oleh sebuah brand/perusahaan untuk memberikan ulasan terhadap produk, jasa/usaha yang mereka miliki. Ulasan dari blogger nantinya akan membantu meningkatkan awareness masyarakat terhadap produk, jasa/usaha yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut.

Namun, ada kalanya seorang blogger menulis ulasan produk jasa/usaha dengan keinginan sendiri. Biasanya karena menyukai produk tersebut atau memiliki pengalaman baik dengan jasa/usaha yang dilakukan oleh perusahaan tertentu.

Yap, jangan sebal kalau melihat teman blogger kemana-mana bawa kamera, motret sana-sini, merekam apapun. Atau bahkan lagi makan sama mereka tapi yang ada hanya foto makanan saja. Hihi, ya begitulah. Mereka hidup dengan konten, mohon dimaklumi.


Baca juga: Cara Menaikkan Domain Authority


Meliput Sebuah Acara


Semenjak menjadi blogger, saya sering mendapatkan kesempatan untuk menghadiri acara-acara keren, misalnya pembukaan hotel baru, peluncuran sebuah produk, gathering bersama media. Bagi saya itu sebuah kesempatan yang tidak ternilai.

Sekarang ini bisa dibilang blogger memiliki peranan yang sama pentingnya dengan media lainnya. Semakin banyak perusahaan yang mengundang blogger dalam acara-acara penting mereka.

Lalu, apa bedanya blogger dengan wartawan?

Beda dong. Blogger itu memberikan sentuhan personal dalam setiap tulisannya meskipun sudah ada panduan dalam menulis liputan tersebut. Sedangkan wartawan, menuliskan fakta faktual yang terjadi di lapangan dan biasanya harus segera naik tayang.

Influencer di Media Sosial


Dahulu, seorang blogger hanya fokus mengisi konten blog. Kalau aktif di media itu hanya untuk kesenangan pribadi.

Beberapa tahun belakangan ini, seorang blogger juga kudu aktif di semua media sosial. Catat ya, semua platform media sosial. Pusing, kan?

Udah sibuk bikin konten blog ditambah pekerjaan lain mengelola media sosial. Namun, ini bisa menjadi nilai plus loh karena bisa mendapatkan tambahan penghasilan dari akun media sosial. Bonusnya, kita bisa memperluas jaringan pembaca.

Di medsos kita bisa menyelipkan ringkasan dari tulisan blog. Sebaiknya di blog, kita bisa mengenalkan akun media sosial. Timbal balik gitu, lah.

Hanya saja perlu usaha yang lebih keras dalam mengelola keduanya.

Baca juga:Bagaimana Cara Saya Membangun Diri Dengan Blog

Narasumber


Jangan malas untuk belajar banyak hal yang berhubungan dengan konten blog atau peningkatan kemampuan sebagai blogger. Jika kamu terus belajar dan bisa dibilang menguasai kategori tertentu, kamu bisa diundang sebagai narasumber/pembicara.

Banyak blogger yang memang sudah memiliki kemampuan didapuk untuk membagikan pengetahuannya sebagai pembicara dalam sebuah acara. Itu kalau levelnya sudah dibilang tinggi ya.

Saya kemarin pernah disuruh mengisi materi di WAG, masih skala kecil namun itu merupakan sebuah bentuk apresiasi bagi saya. Jangan patah semangat buat belajar.

Nah, sekarang sudah tahu kan garis besar pekerjaan seorang blogger itu apa. Saya memang terlihat seperti pengangguran atau hanya berdiam diri di depan laptop. Begitulah cara kami bekerja, bahkan saat keluyuran ke mall. Di otak kami selalu mencari celah mana bahan yang bisa dijadikan konten/bahan kerjaan.

Baca juga: kolaborasi antar blogger

Udah nggak penasaran lagi, kan?
Sudahkah, Membuat Akun Media Sosial yang Layak Untuk Diikuti?

Sudahkah, Membuat Akun Media Sosial yang Layak Untuk Diikuti?

Akun Media Sosial yang layak diikuti




Berawal dari writer block alias mati ide, saya memilih melakukan blogwalking. Biasanya kegiatan ini cukup ampuh untuk memantik ide-ide baru yang ada di kepala atau paling tidak merangsang mood menulis.

Blog yang saya kunjungi kali ini milik Helen (sayangnya kemarin nyoba buka lagi, blognya udah nggak aktif). Dia menulis postingan yang intinya tentang ‘sudahkah media sosial kita itu layak untuk diikuti?’

Sebagai seorang pekerja konten, tentu saja kita tidak pernah lepas dari tugas membuat konten-konten yang tujuannya untuk mempengaruhi orang lain. Ada kalanya kita diminta membuat sebuah produk tertentu layak untuk dibeli. Hal yang lain adalah kadang kala kita tanpa sadar ikutan menyebarkan berita yang belum tentu kebenarannya.

Seperti yang kita ketahui kalau media sosial itu seperti koin dua sisi. Satu hal dia bersifat menguntungkan, mempermudah kerja kita dalam menyebar sebuah informasi. Sisi sebaliknya, media sosial bisa menjadi sebuah pisau tajam yang menyakitkan, bisa tanpa sadar menyakiti penggunanya.

Postingan Helen ini sukses membuat saya merenung tentang hal-hal yang telah saya bagikan di media sosial. Benarkah semua konten yang saya bagikan bernilai untuk orang lain atau malah memberikan pengaruh tidak baik?

Akhir-akhir ini saya mulai memilah-milah terhadap akun-akun media sosial yang ingin saya ikuti. Terkadang meskipun saya kenal orangnya tapi tidak suka dengan isi kontennya. Ya udah mending saya nggak follow sekalian. Daripada ujung-ujungnya saya sebal dan sakit hati. Malah bikin darah tinggi. Obatnya mahal, dong!

Lantas akun media sosial seperti apa yang layak diikuti?


Berikan ‘value’ Pada Orang Lain

Konten yang kita bikin tidak harus ‘wah’ tapi sesuatu yang sederhana tapi memberikan ‘nilai yang bermanfaat’ bagi orang lain. Sehingga sehabis dia membaca/melihat postingan kita di media sosial menjadi senang, semangat atau malah bisa bangkit dari keterpurukan.

Yes, poin utamanya adalah buatlah konten yang memiliki ‘makna’ untuk orang lain.

Baca juga: 4 Kanal Youtube Fotografi


Semua Orang Tidak Perlu Tahu Tentang Kehidupan Pribadimu


Mengeluh sesekali di Media Sosial sih boleh saja tapi kalau itu menjadi sesuatu yang sering. Rasanya nanti dulu deh.

Rasanya tidak semua orang yang pengin tahu kehidupan orang lain. Jadi, tahan diri untuk tidak terlalu membuka kehidupan pribadimu untuk orang lain. Apalagi kalau itu merupakan aib.

Saya pernah punya pengalaman mengenai ini. Saya pernah loh dimaki sama salah satu teman FB gara-gara keseringan gonta-ganti status. Waktu itu saya kira itu sesuatu yang wajar. Ternyata tidak. Dari situ saya belajar bahwa tidak semua tentang kehidupan pribadimu yang bisa dibagikan di media sosial.

Netizen sekarang ini jahat. Bahkan lebih jahat daripada yang punya status. Bijaklah saat menuliskan perasaanmu. Jangan sampai jadi boomerang.

Membuat Batasan Antara yang Boleh Diberitahukan Ke Medsos dan Tidak

Seperti yang saya bilang di atas tentang semua orang tidak perlu tahu tentang kehidupan pribadimu. Maka, buatlah batasan-batasan yang boleh diunggah ke media sosial. Jangan sampai postingan kita pada akhirnya menyakiti orang lain.

Kamu sedang marah sama orang lain, beritahukan saja langsung. Daripada memaki-makinya di media sosial, toh tidak akan membuat masalahmu dan dia beres.

Saya tahu itu akun personalmu tapi ada orang lain yang juga ingin mencari ‘makna’ dari postinganmu. Maka, pilihlah konten yang kiranya bermanfaat.

Batasan-batasan itu bisa membantumu untuk menjadi diri sendiri di dunia nyata. Sehingga kamu masih mempunyai privasi sebagai dirimu sendiri.

Konten yang Tidak Merusak Orang lain


Beberapa bulan ini saya sedih karena beberapa influencer yang saya kagumi mulai kehilangan arah. Bahasan dia udah tidak seperti saat kali pertama. Saya sadar semua orang berubah tapi hanya saja itu membuat sedih.

Sebagai seorang influencer kita juga berkewajiban dalam mendidik orang lain. Hanya karena alasan konten bukan berarti kita tidak bertanggung jawab dengan kehidupan orang lain.

Di antara pengikut kita, pasti ada pemula yang baru belajar bermedia sosial. Jangan sampai dia beranggapan ‘memaki’ di media sosial itu hal biasa. Pada akhirnya kita malah merusak orang lain.

Ada orang yang berkoar-koar tentang revolusi mental eh tapi konten dia malah membuat orang lain mengelus dada. Come on.

Baca juga: 10 Akun Instagram yang Menginspirasi

Like Bukan Patokan


Media sosial sekarang ini udah kayak persaingan pemilu. Semua orang hanya berfokus pada like, dan komen. Tanpa peduli apakah konten yang dibuat itu menarik, mudah dipahami oleh orang lain.

Yap, sebab like di jaman sekarang sama dengan uang.

Saya sendiri, lebih suka akun-akun yang memang peduli terhadap kontennya ketimbang berpacu pada like dan komentar. 

Lihat Juga: Pencapaian-pencapaian sebagai blogger di tahun 2018


Semua orang punyak hak pribadi atas media sosialnya. Itu hak kalian bagaimana mengelolanya tapi jangan lupa, kamu juga berkewajiban dalam mendidik orang lain. Jadi, bijaklah saat menggunakan media sosial.

Sudahkah, akun media sosialmu layak untuk diikuti?

Salam,
Pencapaian-Pencapaian yang Sudah Dilakukan Sebagai Blogger di Tahun 2018

Pencapaian-Pencapaian yang Sudah Dilakukan Sebagai Blogger di Tahun 2018

Pencapaian-pencapaian Sebagai Blogger Di Tahun 2018


Beberapa hari ini di linimasa Facebook, saya melihat postingan beberapa kawan blogger yang membahas tentang pencapaian-pencapaian yang telah didapat sebagai seorang pekerja lepas alias blogger di tahun 2018. 

Kok kayaknya menarik. Saya memutuskan menulis teman sejenis tapi tentunya tentang pengalaman sendiri.

Pencapaian saya memang belum seheboh para teman blogger lain, apalagi saya bukanlah tipe yang ambisius dalam pekerjaan. Saya lebih suka mengerjakannya dengan pelan-pelan sehingga lebih menikmati prosesnya. Terlalu memaksa akan membuat diri saya kehilangan momen yang membuat saya bahagia.

Selama tahun 2018 ini saya merasakan hal yang luar biasa dalam hal blogging, Sesuatu yang terlihat biasa bagi orang lain tapi membawa dampak perubahan besar bagi karir blogging. So far, saya bahagia.

Menang Lomba


Tahun 2018 ini untuk kali pertama saya menang lomba. Bukan lomba besar tapi merupakan pencapaian besar karena bisa menyisihkan puluhan artikel lainnya. Saya berhasil menjadi pemenang kedua dalam lomba review menu baru Hokben bersama blogger Surabaya. 

Membuat kaget karena waktu itu saya merasa foto makanan tersebut belum maksimal, eh ternyata penilaiannya lebih ke experience saat mencoba makanan. 


Hadiahnya lumayan buat menambah pundi-pundi tabungan. Alhamdulillah sekali


Berani Mencoba Ikutan Lomba


Kemenangan di lomba review menu Hokben memercik kepercayaan diri untuk mencoba mengikuti lomba yang diadakan oleh Asus dan Blogger Crony. Ditambah dukungan dari Wulan yang kebetulan juga tengah ikut lomba yang sama.

Dulu, saya mana berani ikutan lomba padahal sih sebenarnya mampu entah kenapa mood untuk menulis lomba itu hilang kemana. Kadang sudah hilang kepercayaan diri duluan saat mengetahui sapa pesaingnya.

Saya memang tidak memang tapi setidaknya saya mencoba mengalahkan ketakutan sendiri. Itu membuat saya bangga. 

Semoga tahun depan saya bisa ikutan lebih banyak lomba lagi. 

Artikelnya bisa baca di sini: Bagaimana saya membangun diri dengan blog

Menulis Untuk Dua Blog


Saya akui tahun ini, minat saya terhadap menulis di blog agak sedikit menurun. Saya tengah mengalami titik jenuh terhadap tema-tema tertentu sehingga menimbulkan rasa malas untuk memperbaharui isi blog.

Tahun ini saya berhasil menulis 94 postingan. Eh itu bukan untuk satu blog saja, total 94 tulisan itu berlaku dengan dua blog. So far, lumayanlah ya. Membela diri.

Tahun depan saya pengin memfokuskan tulisan untuk kedua blog.

Tahun lalu saya menganaktirikan blog saya yang swastikha.com. Namun, rencananya tahun depan saya akan banyak menulis konten jalan-jalan.

Doakan saya ya.


Menaikkan Trafik Blog

Bertahun-tahun saya selalu bertanya-tanya, kenapa trafik blog saya hanya berkisar 1000 pageview per bulan. Sedih, saat ada teman blogger lainnya yang bisa mencapai pageview hingga jutaan.

Saya sampai curhat sama beberapa teman blogger yang emang pageviewnya bagus, dan mereka rela mengecek apakah ada masalah dengan google analytic. Ternyata tidak. Masalah ini membuat saya stress.

Saya mencoba opsi yang lain yaitu dengan mengganti template blog yang responsive dan lebih banyak menulis konten everlasting. Alhamdulillah ada perubahan yang cukup signifikan pada trafik blog, meskipun belum pada tahapan yang oke banget.

Setidaknya setiap bulan, blog saya sudah menyentuh angka 2500. Belum maksimal memang tapi saya sedang ingin menikmati prosesnya.

Saya mesti lebih banyak belajar lagi menulis artikel sesuai kaidah SEO, biar hasilnya lebih optimal.

Mari semangat.


Memasang Template Blog


“Jangan mengaku Blogger Pro, kalau belum bisa pasang template sendiri.”

Pernyataan Mba Langit ini terus terang membuat saya tertampar. Pasalnya, saya masuk dalam daftar blogger yang gaptek urusan coding. Saya memilih menggunakan jasa Wulan untuk mengubah tampilan blog.

Dan, kemarin Wulan melakukan tindakan protes. Dia nggak mau bantuin saya pasang template yang sudah dibeli. Kata dia, “coba deh Mba pasang sendiri.”

Baiklah, dengan tertatih-tertatih membaca instruksi yang diberikan oleh penjual template, saya berhasi menyelesaikan tugas mengganti template blog. Ternyata tidak sesulit yang dibayangkan.

Saya malah kepikiran untuk membeli template baru untuk cadangan tahun depan kalau lagi bosan. Mumpung Etsy lagi banyak diskon euy.


Belajar Foto Makanan sama Wulan


Dua bulan terakhir ini, saya dipercaya oleh sebuah jasa layanan antar makanan online untuk menulis mengenai konten makanan. 

Menulis konten makanan memang tidak begitu susah tapi lain lagi kalau urusan foto dan menata supaya makanan yang dibeli nampak menggiurkan bagi yang melihat. 

Bohong banget kalau dibilang saya penyuka genre foto yang satu ini. Serius, saya orangnya nggak sabaran dalam menata. Saya lebih suka makan di resto yang memang tampilan makanannya sudah ditata sejak awal ketimbang saya harus menata sendiri. 

Fyuh, elap keringat.

Mau tidak mau saya harus belajar. Dengan meminta bantuan Wulan yang memang sudah jago dalam genre ini. Lumayan deh hasilnya, setidaknya saya bisa belajar lebih giat lagi nantinya.


Membeli Laptop Baru Pakai Hasil Ngeblog

Salah satu barang yang membuat saya rela kehilangan uang adalah Laptop. Bagi seorang pekerja lepas seperti saya, laptop adalah senjata perang dan juga sebuah invetasi.

Mungkin bagi sebagian orang, saya melakukan pemborosan karena sudah memiliki laptop. Tapi, pekerjaan saya memaksa untuk menciptakan konten yang lebih baik. Oleh karena itu saya membutuhkan perlengkapan yang mumpuni supaya pekerjaan lebih maksimal.

Toh, hasilnya akan balik lagi ke kita. 

Itulah pencapaian-pencapaian yang sudah saya lakukan sebagai blogger di tahun 2018. Prosesnya masih panjang dan saya bersemangat untuk melakukannya.

Tahun 2018 ini memberikan warna yang lebih baru dalam hidup. Saya lebih berani dalam mengambil sikap dan tentunya belajar bahwa untuk menghasilkan konten yang bagus itu butuh kerja keras.

Terserah, jika ada orang yang mencibir. This my own life, kecuali dia mau bayarin tagihan hidup saya. Hahah,

Salam,


10 Akun Instagram yang Menginspirasi Melalui Foto

10 Akun Instagram yang Menginspirasi Melalui Foto




Dibandingkan media sosial lain, Instagram lebih banyak mengambil porsi dalam hati. Saya lebih sering menghabiskan banyak waktu untuk main-main ke instagram ketimbang akun Facebook atau twitter. Entahlah, saya lebih suka berlama-lama mengamati foto-foto untuk mencari inspirasi atau sekedar menyenangkan mata dengan foto-foto apik.

Rasanya hampir setiap orang memiliki akun-akun favorit sesuai kriteria yang mereka suka. Biasanya alasan saya mengikuti akun instagram seseorang adalah foto-fotonya yang apik, memanjakan mata dan ada nilai keunikan dari setiap foto yang diambil. Terkadang saya hanya tertarik dengan caption-captionnya yang selalu ditunggu.

Sebenarnya saya sudah pernah menulis dengan tema ini setahun yang lalu. Tak mengapalah, karena yang namanya selera suka berubah-ubah sesuai mood. Dulu, mungkin saya menyukai foto-foto yang lebih personal dan bisa saja selera saya berubah.

Berhubung saya lagi pengin belajar fotografi, tentu akun-akun pilihan saya ini memiliki feed yang bisa menginspirasi untuk lebih belajar lagi tentang fotografi, seperti komposisi, teknik, editing, dll. Sehingga saat saya sedang bingung mau mengabadikan gambar apa? Ya, main-main aja ke akun mereka.

@mich.elle.imagery


@mich.elle.imagery
@mich.elle.imagery

Foto-foto michelle hampir 90% didominasi oleh flatlay. Ada kalanya sih dia memasang fotonya sendiri tapi jarang banget. Saya suka konsep-konsep foto yang dilakukan Michelle, terlebih lagi dengan keahlian dia dalam menata flatlay.

Dari hasil wawancara yang pernah saya lakukan, ternyata dia pernah bekerja menjadi decorating interior. Itulah alasannya kenapa hasil fotonya memiliki nilai astetik.

Baca hasil wawancara saya dengan Michelle: flatlay 101 with michelle

Tidak hanya foto, Michelle juga sering membagikan behind the scene dari kehidupannya melalui unggahan instastories. Dia bukan tipe instagramer yang sering menggunggah foto. Bisa dibilang jarang tapi sekalinya unggah, fotonya apik. 

That’s why, i prefer to turn on my notification. 

Dia orangnya ramah dan nggak sungkan untuk memberikan komentar atau suka pada foto orang lain.

@soraky

@soraky
@soraky

Saya mulai mengikuti akun sekitar setahun lalu. Saya jatuh cinta dengan kekonsistenan feednya. Semua tidak lepas dari birunya langit, rerumputan dan potrait yang apik. Konsepnya unik dan nyandu untuk diikuti. 

@kintoky_777


@kintoky_777
@kintoky_777

Masih senada dengan Soraky yang berasal dari Jepang. Akun @kintoky_777 ini juga berasal dari Jepang. Objek fotonya lebih ke arah street photography yang membidik sudut-sudut jalanan, kegiatan sehari-hari dan objek yang terkadang tidak pernah dipikirkan untuk dipotret.

Dan, sepertinya pemilik akun kintoky_777 ini bukan tipe instagramer yang haus akan tanda love dan comment lebih pada kepuasan diri setelah memotret.

@anamarques210376


@anamarques210736
@anamarques210736

If you like something minimalistic, you can follow this person

Tema-tema foto dari akun yang bernama Ana Marques ini lebih ke arah minimalis. Sederhana tapi apik. Feednya rapi dengan komposisi warna yang soft. Menyenangkan berlama-lama main ke akun ini.

@npmalina



@npmalina
@npmalina

Nicoline Patricia Malina, saya mengenal dia dari acara hitam putih. Kisah perjalanannya menjadi seorang fotografer ternama di Indonesia membuat saya tertarik padanya. Di akun pribadinya ini, Nicole lebih banyak mengunggah foto-foto pribadi, kerjaannya dan kesehariannya juga. Saya betah berlama-lama di akun ini karena semua fotonya bagus, bahkan instastorynya selalu asyik untuk ditonton.

@ringostar.desu


@ringostar.desu
@ringostar.desu

“The stories of Apple Girl”

Awal mengikuti dia, saya sempat bingung karena semua gadis yang dia foto membawa sebuah apel merah. Ternyata itu memang sebuah personal branding yang ingin dia ciptakan dalam fotonya. Orang akan mengenal karya foto Ringo dari apel merah tersebut.


@rindugr

@rindugr
@rindugr

Belakangan ini saya lagi tertarik dengan tema flatlay, itulah kenapa sekarang saya banyak mengikuti akun-akun berbau flatlay. Alasannya saya ingin lebih banyak belajar lagi tentang teknik foto yang populer di kalangan instagramer. Salah satu akun yang saya sukai adalah milik Rindu Merina ini. 

Dengan dominan mengambil latar belakang warna putih, membuat foto-foto yang diambil oleh pemilik akun @rindugr ini terlihat estetik dan rapi. Miriplah sama foto ala-ala majalah kinfolk.


@dndporcasa


@dndporcasa
@dndporcasa

Masih tidak jauh-jauh seputar flatlay, akun yang satu ini lebih ke arah food alias makanan. But, bukan sembarang makanan ya. Kaisa, nama pemilik akun ini lebih memfokuskan pada aneka sarapan sehat, kopi dan teh. 

Feednya rapi dan cantik. Bisa jadi inspirasi kalau kamu sedang bosan melihat timeline orang lain.

@poeticpicture


@poeticpicture
@poeticpicture


Berawal dari ocehan amrazing soal akun-akun yang menginspirasi untuk belajar fotografi, terdamparlah saya ke akunnya mba Sasha ini.

Mba Sasha ini ternyata seorang fotografer profesional yang karya-karya sudah banyak. Dia juga sering mengajar workshop soal fotografer. Tidak ada tema khusus di feed ignya. Beliau juga sering berbagi ilmu mengenai teknik dasar fotografi dalam foto atau unggahan storiesnya.


@thislittlemoment



@thislittlemoment
@thislittlemoment

Akun @thislittlemoment ini memang bukan milik pribadi tapi lebih ke akun besar yang sering merepost foto-foto/hasil karya orang lain. Di Instagram banyak bertaburan akun sejenis. Apa yang membuat saya merekomendasikan akun ini adalah pemilihan foto-fotonya yang apik. Menunjukkan si pemilik memiliki 'taste' yang apik soal fotografi.

Masih banyak akun-akun di instagram yang bisa menginspirasi yang nggak mungkin saya sebutkan satu persatu. Di antara 10 akun ini, mana yang pernah kalian follow atau sukai?

Atau ada yang menyarankan pada saya?


Apa yang Harus Saya Tulis di Kotakwarna.com?

Apa yang Harus Saya Tulis di Kotakwarna.com?



niche-blog-kotakwarna.com



A Personal Lifestyle Blog



Emang kotakwarna.com itu isinya apa sih?

Sejak awal membuat blog, saya memang tidak memikirkan tentang tema besar dari blog yang saya kelola ini. Semuanya berjalan bagaikan air, mengikuti apa kata isi kepala dan mood saya saat ingin menulis. 

Dulu, kali pertama blog ini dibuat isinya benar-benar acak-acakan, lebih ke tulisan-tulisan personal ala curhat yang kadang diselipi tulisan puisi atau fiksi. Kala itu saya memang lagi menggemari kedua jenis tulisan itu.

Saat itu blog juga hanya tempat mencurahkan isi hati selebihnya sebagai sarana latihan menulis fiksi supaya tahu apakah tulisan saya bisa diterima oleh khalayak umum. Aslinya sih saya ini bosan apalagi kalau harus fokus nulis dalam satu tema. Ampun dah, saya menyerah.

Saat blog ini berganti nama menjadi Kotakwarna, isinya sih masih tetap random tapi mulai ada kejelasan ke arah mana blog ini akan dibawa. Saya mulai membuat kategorisasi di blog ini. Masih terlalu banyak sih kategorinya namun setidaknya sudah ada panduan deh blog ini isinya apa. 

Pada akhirnya saya memantapkan diri memasukkan diri dalam niche lifestyle alias gado-gado. Setidaknya saya mulai mengkhususkan diri di blog kedua saya yaitu swastikha.com. Beberapa kategori yang sebelumnya ada di kotakwarna, saya pindahkan ke sana, seperti catatan perjalanan, hotel, makanan dan tulisan personal ala curhatan.

Lantas apa sih tema-tema yang dalam blog ini?

Lifestyle

Tema utama di blog ini adalah berhubungan dengan lifestyle atau gaya hidup. Isi tulisan gaya hidup di sini lebih berkisar kepada gaya hidup pada umumnya, gaya hidup sehat, tempat nongkrong kekinian, ulasan produk makanan.

Artikel Lifestyle: 5 Kelebihan Wholesale Air Track

Blogging


Walaupun ilmu tentang blogging saya masih dangkal, ada kalanya saya juga menulis tentang dunia blog berdasarkan pengalaman yang saya dapatkan dan apa yang juga pernah saya pelajari sebelumnya. Intinya sih, saya juga ingin berbagi ilmu kepada teman-teman blogger lainnya.

Selain membahas soal blog, dalam kategori blogging ini, saya sering membahas tentang media sosial, dan sedikit pengetahuan tentang fotografi yang semuanya itu merupakan sebuah kebutuhan untuk kami para blogger.

Artikel terkait Blogging: 8 Aplikasi Mempercantik Konten Instagram

Hiburan


Berawal dari kesukaan saya akan menonton film dan mendengarkan musik, saya memasukkan kategori hiburan dalam blog ini. Saya ingin berbagi kepada para pembaca tentang drama/film apa yang tengah saya tonton. 

Sebagai penggemar drama korea garis keras, ya kebanyakan drama yang saya ulas pasti nggak jauh-jauh dari drama dari negeri gingseng ini dan juga film-film lainnya sih.

Baca aja: Seketika terkena virus Kpop


Beauty

Belakangan ini saya mulai aware tentang yang namanya perawatan kulit, sehingga sering membeli produk-produk kecantikan untuk dicoba. Selain untuk perawatan kulit, produknya bisa diulas di blog. Lumayanlah bisa nambahin trafik blog.

Sering mengulas produk kecantikan membuat saya sering mendapatkan undangan dari beberapa brand kosmetik. Jadi, saya memutuskan untuk membuat kategori beauty dalam blog. Konten kecantikan ini bisa dibilang penyumbang trafik terbesar di blog.


Psychology

Sebagai orang yang mempunyai latar belakang pendidikan Psikologi, saya sengaja memasukkan kategori ini ke dalam blog. Tulisan psikologi saya lebih berfokus pada pengembangan diri, tentang hubungan dan kadang sedikit parenting. 

Fiction

Berawal dari penulis fiksi, tentu saja membuat tulisan saya juga didominasi sama cerita-cerita pendek ala saya dan masih juga beberapa puisi. Tapi belakangan saya sudah jarang menulis fiksi (lupa rasanya) sehingga tulisan kategori fiksi belum ada tulisan terbaru.

Semoga saya kembali ingin menulis fiksi lagi dan bisa membuat cerita-cerita baru untuk diposting di blog.

Baca: A Love Letter To Hana

Bloggerlife


Sengaja dikasih kategori ini karena hasrat untuk curhat colongan masih tinggi. Biasanya sih lebih ke curhat tentang kehidupan sebagai blogger atau kehidupan sehari-hari yang masih ada hubungannya sama kategori lifestyle.


Yah, itu sih garis besar kategori-kategori yang ada di kotakwarna. Selebihnya masih ada kategori-kategori kecil yang tidak saya tulis di sini. Apakah akan bertambah lagi? Entahlah, tergantung sama mood.

Buat yang ingin bekerjasama dengan kotakwarna, boleh deh pilih kategori yang sesuai di atas (jangan lupa kirim email ya)


Salam,
10 Alas Foto/Background yang Mudah Ditemukan Di rumah Untuk Mempercantik Foto Flatlay

10 Alas Foto/Background yang Mudah Ditemukan Di rumah Untuk Mempercantik Foto Flatlay

10-alas-foto-yang-mudah-ditemukan-dirumah



10 Alas Foto/Background Foto Flatlay yang Mudah Ditemukan Di Rumah


Bicara tentang tren fotografi, rasanya foto Flatlay belakangan ini menjadi salah satu genre foto yang banyak diminati banyak orang. Ketikkan saja ‘flatlay’ pada instagram/pinterest, kamu akan menemukan ribuan foto-foto flatlay dengan berbagai tema. Nggak hanya itu, di kanal Youtube juga banyak para youtuber yang juga membahas tentang bagaimana cara membuat foto flatlay yang menarik perhatian. 

Bisa dibilang Foto Flatlay menjadi sesuatu yang diminati banyak orang selain swafoto.

Foto Flatlay adalah teknik pengambilan gambar/foto dengan sudut pengambilan 90 derajat dan biasanya benda-benda tersebut diletakan di atas permukaan datar.

Salah satu komponen penting dalam pembuatan foto flatlay adalah alas foto. Alas foto akan membantu mempercantik hasil foto dan tentunya juga penataan memiliki peranan lebih penting. Secantik apapun alasnya, kalau teknik penataan kita kurang maka foto flatlay kita akan begitu saja dan terkesan ‘monoton’

Permasalahan yang sering dikeluhkan oleh para penyuka flatlay adalah mengenai alas foto. Beberapa dari mereka bingung menggunakan alas apa, termasuk saya. Bahkan, beberapa dari mereka memilih membeli alas foto untuk mempercantik foto-foto mereka. Belakangan, penjualan alas foto di lapak-lapak online semakin meningkat karena permintaan yang banyak. Siapa coba yang nggak mau foto flatlay kece.

Padahal harga dari alas foto itu tidak murah sih. Saya pernah membeli alas foto dari salah satu lapak online sekitar 88 rb belum termasuk ongkir. Sayangnya, saya kecewa dengan hasil karena tidak sama dengan kualitas yang mereka tawarkan. Pemasangan alas fotonya tidak rapi dan berkerut. Saat dipakai membutuhkan editing untuk menghilangkan efek kerutan tersebut. Bisa dibayangkan kalau kita ingin bergonta-ganti alas foto yang berbeda tentu membutuhkan anggaran cukup besar.

Itu sih yang ada anggaran. Gimana kalau buat orang yang ingin foto flatlay tapi nggak punya dana untuk membeli alas foto?

Tenang saja. Ada banyak cara untuk mensiasatinya bahkan jikapun mengeluarkan uang, harganya akan lebih murah dari membeli alas foto online. Benda-benda ini akan mudah ditemukan di rumah.

Mau tahu? Baca sampai habis ya.

Kertas



Rasanya benda yang satu ini mudah sekali ditemukan di rumah dan kalaupun harus beli tentu harganya terjangkau. Nah, kertas di sini pun ada banyak macamnya ya. Sesuaikan saja sama kebutuhan kalian. Ini beberapa macam kertas yang bisa digunakan untuk alas foto

  • Kertas HVS
  • Kertas karton manila
  • Kertas Lipat
  • Kertas bufallo
  • Kertas kado
  • Kertas asturo
  • dl
Kelebihan dari alas foto kertas ini adalah mudah ditemukan dan harganya terjangkau. Jadi, kalau robek/rusak bisa dibeli dengan harga murah. Penggunaannya juga mudah dan bergantung pada kreatifitas masing-masing. Bisa untuk alas foto sepenuhnya atau sebagai layering

Koran




Sampai saat ini saya belum menemukan foto flatlay yang memakai koran sebagai alas foto sepenuhnya. Biasanya koran dipakai sebagai layerin/ditumpuk di atas alas foto utama. Sebagai pemanis foto flatlay kopi dan roti. Semacam menceritakan menu sarapan pagi.

Kalau punya saudara/teman yang sedang melakukan perjalanan ke luar negeri, koran bisa menjadi alternatif oleh-oleh.

Selimut/Bed cover/Seprai




Belakangan ini saya baru tahu bahwa ternyata selimut, bed cover atau seprai bisa menjadi alternatif alas foto. Ukurannya yang lebar bisa membuat kita lebih leluasa berkreasi. Michelle, salah satu instagramer yang pernah aku wawancarai merekomendasikan 3 benda tersebut sebagai alas foto. Pastinya di antara ketiga benda itu ada di rumah. 

Seorang teman blogger sengaja membeli seperangkat seprai dan bed cover hanya untuk membuat foto ala-ala di hotel. Buat yang suka minimalis bisa memakai motif yang polos sedangkan yang ingin bermain warna bisa pakai motif yang lebih ramai. 

Kerudung/Kain




Berhubung alas lipat saya berkerut, saya memutuskan untuk membeli kain meteran sebagai alas foto harganya murah tergantung bahan kain. Saya pernah beli ukuran 1m sekitar 30 rb. Kelebihan alas foto kain ini mudah dicuci dan tahan lama.

Selain kain, bisa juga menggunakan kerudung segiempat sebagai alas foto. Seorang teman pernah bercerita kalau dia menggunakan kerudung warna putih sebagai alas fotonya.

Meja




Berhubung rumah saya memiliki banyak unsur kayu, seperti meja dan kursi. Saya sering menggunakan kursi sebagai alas foto untuk makanan. Tinggal ditambahin ornamen lain. Jadilah foto yang cantik. Selain makanan, saya pernah memakai meja kayu untuk membuat foto flatlay buku. Hasilnya tak kalah bagus.

Lantai/Keramik






Tidak punya benda-benda yang saya sebutkan di atas? Jangan khawatir, kamu bisa tetap berkreasi dalam foto flatlay menggunakan alas foto lantai/keramik. Mudah, murah dan motif tiap keramik itu unik jadi akan memperkaya foto flatlaymu. Kembali lagi tergantung pada kreatifitas. Saya pernah mencoba beberapa kali, not bad lah hasilnya

Dinding




Foto Flatlay itu merupakan bagian dari genre Still Life dalam dunia fotografi, di mana memotret benda-benda mati dan kata flatlay sendiri berarti permukaan datar. Jadi, dinding juga bisa kamu gunakan sebagai alas foto/background. Banyak kok foto-foto lucu yang menggunakan dinding sebagai latar belakang. Jika suka yang kesannya netral dan bersih, pilihlah warna-warna seperti putih, abu-abu. Suka yang ceria pilihlah warna-warna mencolok.

Taplak


Taplak meja yang bertengger di atas meja juga bisa kamu gunakan menjadi alas foto. Bisa menjadi sebagai alas utama atau layering sebagai tambahan tekstur pada fotomu. Foto flatlay tidak melulu benda-benda yang menonjol tapi kamu bisa menggunakan kain-kain yang memiliki motif, bentuk dan ukuran untuk ikut meramaikan. Misalnya kamu punya taplak yang berumbai, kamu bisa gunakan ujung rumbainya sebagai pemanis foto atau gunakan saja taplaknya sebagai alas.

Kalender Bekas


Nggak punya anggaran buat beli alas foto berwarna putih, jangan berkecil hati yes. Pakai saja kalender bekas, tinggal dibalik aja. Kamu sudah bisa mendapatkan alas foto berwarna putih yang murah meriah. Yah, memang nggak sebesar alas foto yang kamu inginkan tapi setidaknya kamu sudah bisa menggunakannya untuk membuat foto flatlay kece. Warna putih di kalender juga bagus kok, bersih gitu. Toh ketika di foto, orang lain nggak bakalan tahu kalau itu dari belakangnya kalender.

Rumput/Jalan Raya/Bunga/Bebatuan/Salju




Bosan dengan alas foto buatan, yuks pakai alas foto yang sudah disediakan oleh Tuhan. Rumput hijau itu bisa juga jadi alas foto yang cakep untuk foto flatlay. Nggak perlu mengeluarkan banyak uang cukup tenaga aja untuk cari lokasi di mana ada banyak rerumputan.



Konsep flatlay bukan hanya foto-foto produk yang cakep ya tapi juga foto-foto daun, bunga di atas jalanan juga bisa disebut foto flatlay (intinya sih dipermukaan datar ya). Jangan kaku deh sama istilah, kreatifitas ya cin, itu penting. 

Nah, Michelle salah satu instagramer yang saya pernah tulis di blog, juga pernah menggunakan alas foto alami seperti salju dan hasil fotonya cakep, out of the box gitu.

So, jangan bilang deh kalau mau bikin foto flatlay kece itu kudu harus beli alas foto. Nggak, kamu bisa menggunakan benda-benda di sekitarmu yang sekiranya bisa digunakan sebagai alas foto. Nanti, kapan-kapan saya mau nulis tentang properti foto yang mudah ditemukan di rumah.

Intinya sih, dalam menciptakan foto flatlay yang kece dibutuhkan banyak latihan. Percuma kalau kamu punya semua materi/produk yang oke untuk bahan foto flatlay tapi nggak ngerti cara mengaturnya. Serius, buat saya sendiri yang nggak sabaran soal menata-nata/styling, foto flatlay itu susah. Kreativitas dalam menata akan membuat tampilan foto flatlaymu akan lebih menarik.


Tetap Semangat.


Salam,

(Guest Post) Bagaimana Menulis Kalimat Pertama yang Catchy dan Bikin Pembaca Penasaran

(Guest Post) Bagaimana Menulis Kalimat Pertama yang Catchy dan Bikin Pembaca Penasaran

Menulis-kalimat-pertama-yang-catchy-menarik-pembaca


Bagaimana Menulis Kalimat Pertama yang Catchy dan Bikin Penasaran Pembaca



Hai! Iya ini, saya, Carolina Ratri. Lagi diundang sama Mbak Tikha buat nulis di blog keren nan girly ini. Hehehehe. Salam kenal ya, buat semua pembaca blog Mbak Tikha. 

Saya sih biasanya memang menuliskan tip-tip menulis, atau nggak tip-tip blogging dan media sosial gitu memang, karena saya lagi proses belajar banget di situ, dan minatnya memang ke situ. 

So, kali ini mau sedikit berbagi tentang bagaimana menulis kalimat pertama dalam artikel—baik untuk di blog ataupun artikel untuk media lain—yang catchy dan bisa bikin pembaca artikelnya jadi harus “terpaksa” membaca sampai selesai. 

Tsah. Gimana opening saya di atas? Sudah cukup bikin pengin baca sampai selesai belum? Kalau belum, ya berarti failed. Ahahahaa. Ahelah. 

Baiklah. Jadi begini ... 

Ada beberapa hal yang harus kita usahakan agar orang mau membaca artikel yang sudah kita tulis. Di antaranya adalah membuat judul yang menarik, dan yang lain adalah membuat opening artikel yang bisa "menjerat" pembaca untuk mau membaca sampai selesai. 

"Nasib" artikel kita tergantung pada beberapa puluh kata pertama yang kita sajikan dalam artikel tersebut. Jika beberapa puluh kata pertama saja sudah nggak menarik, ya ngapain orang meneruskan membaca? Betul? 

Maka dalam beberapa puluh kata pertama itulah sudah harus ada gambaran permasalahan yang jelas, dan "janji" solusi yang bisa diambil oleh pembaca saat mereka selesai membaca. 

Bagaimana cara menyajikan semua itu dalam beberapa puluh kata dalam kalimat pertama ini? 

1. Sajikan fakta yang mengejutkan 


Misalnya seperti ini: 

"Hamil di usia 40 tahun ke atas memang memiliki risiko keguguran yang lebih besar dibanding usia di bawahnya. Selain itu, kemungkinan bayi untuk mengalami down syndrome juga turut meningkat. Namun tetap saja bukan hal yang mustahil untuk memiliki kehamilan sehat dan bayi yang lahir selamat meski telah berumur 40 tahun." 

Yang di-bold, merupakan fakta yang bersifat mengejutkan. Bahwa ternyata hamil di usia 40 tahun itu risky. Nah, fakta ini akan “mengikat” pembaca yang sedang hamil, terutama mereka yang sudah berusia 40 tahun. 

Dengan membaca opening seperti itu, pembaca yang memiliki permasalahan yang sama, maka akan terus ingin tahu. Lalu baru deh selanjutnya dijabarkan, apa nih kiat-kiat hamil sehat di usia 40 tahun, misalnya. Atau, mau bikin daftar selebriti yang hamil di usia 40 tahun dan tetap sukses melahirkan anak yang sehat? Bisa juga kan? 


2. Ungkap yang biasanya menjadi permasalahan pembaca. 


Misalnya seperti ini: 

"Sudah pernah mengajak anak-anak berkemah belum? Belum? Kenapa? Malas? Kok malas sih? Karena repot harus membawa peralatan kemah yang banyak, belum lagi nanti di lokasi banyak nyamuk, susah air dan sebagainya?" 

Kata "malas" menjadi kata kunci kesalahan pembaca yang umumnya nggak terlalu sering membawa keluarga berkemah. Malas repot. Udahlah, itu umum banget jadi masalah. 

Padahal kemah bersama keluarga itu sebenarnya asyik banget. Banyak manfaatnya. Nah, dari kalimat pembuka di atas, kita terus mau apa nih? Mau kasih alasan kenapa berkemah bareng keluarga itu perlu, dan mesti dimenangkan dari rasa malas? Atau, mau kasih kiat-kiat supaya kemahnya enggak rempong? 


Baca juga:


3. Ceritakan yang biasanya menjadi masalah yang tak terpecahkan. 


Misalnya seperti ini: 

"Soalnya kadang juga bingung sih, apa sih kado untuk ibu yang baru saja melahirkan yang tepat itu? Apa yang biasanya diberikan? Kalau sudah kepepet, ya palingan nggak jauh-jauh amat dari perlengkapan mandi bayi, baju bayi, mainan, atau baby carrier. Tapi kan mainstrem, bosen itu-itu melulu. Iya nggak sih?" 

Iya, tapi apa dong? Ada ide kado apa? Nah, lalu teruskan dengan beberapa barang unik yang bisa dijadikan ide kado untuk ibu yang baru saja melahirkan. 

4. Kasih lihat hasil 


Misalnya begini: 

"Beberapa minggu lalu saya dan suami mencoba ngajak anak-anak untuk menonton film animasi yang lagi hits di bioskop. Well, this is our first time. Awalnya agak ragu sih, soalnya si kakak itu rada-rada fobia di tempat gelap. Kemarin mati lampu 5 menit saja udah teriak-teriak terus. Tapi ternyata nggak sesulit yang saya pikirkan. Si kakak, yang berusia 7 tahun, ternyata bisa menikmati filmnya meski suasana bioskop sangat gelap. " 

Kok bisa ya, anaknya tenang nonton bioskop padahal dia takut gelap? Tipnya apa nih? Duh, mau juga dong bawa anak nonton bioskop dan anteng sampai selesai. 

And then, orang pun akan mau baca sampai selesai. 


5. Cerita sehari-hari yang related/berhubungan 


Misalnya seperti ini: 

"Lagi enak-enak gosok badan, pintu digedor cuma buat nanyain, "Kaus kaki Papa ditaruh di mana, ya?" Ya ampun! Ya, di tempat biasanyalah! Masa cuma kaus kaki saja harus disiapkan juga, nggak bisa mencari sendiri sih? 

Terus, pas habis mandi, buka lemari, eh ... kok berantakan? Ya ampun, kenapa Papa nyari kaus kaki di lemarinya Mama? *tepok jidat* Akhirnya Mama mencarikan kaus kaki itu di lemari Papa. Lo, kok berantakan juga? Papa ambil baju sendiri tadi, dan main tarik saja. Aduh! Hancur deh semua yang sudah disetrika!" 

Duh, ini mamak mana nih yang enggak jengkel dengan kondisi seperti ini? Setiap ibu kayaknya juga punya permasalahan yang sama nih. Terus,apa ya yang bisa disaranin oleh penulis? 

Maka orang akan terus membaca sampai terakhir. 

6. Lontarkan pertanyaan 


“Apakah kamu sekarang lagi dalam usaha untuk menurunkan berat badan alias lagi diet?” 

Nah, contoh di atas adalah contoh dari pertanyaan yang standar sebenarnya. Tapi kalau semisal mau menulis artikelnya lebih unik, bisa ditambahkan lagi. Misalnya begini. 

“Apakah kamu sekarang lagi dalam usaha untuk menurunkan berat badan alias lagi diet, tapi tetap bisa makan es kepal Milo setiap hari tanpa merasa guilty?” 

Pertanyaan memang bisa sangat memancing, tapi coba tambahkan satu dua hal lagi yang kontradiktif, jadi bikin makin penasaran. 

Nah, itu dia beberapa hal yang bisa kita jadikan sebagai opening untuk "menjerat" pembaca agar mau baca sampai akhir. 

Semoga bermanfaat ya. Jika ada pertanyaan bisa langsung ditulis di kolom komen, saya nanti akan ngecek juga ke sini sewaktu-waktu. Semoga bisa jawab semuanya yah. 

Cheers! 

Carolina Ratri 

Penulis blog carolinaratri.com