Ketika Flu

Ketika Flu

Nggak enaknya saat flu dan batuk itu hidung mampet. Mau tidur dengan posisi apapun serba salah. Akhirnya jalan terakhir numpukin bantal deh.
Lidahku pahit, kepala masih pening. Kudu jaga kesehatan ni
Sejenak Saja

Sejenak Saja

Sejenak saja ingin aku tinggalkan semua keletihan yang aku rasakan.

Sejenak saja, aku ingin berada di dekatmu

Sejenak saja, biarkan aku berada dalam dekapan mimpimu

Sejenak saja,

Waktuku tak akan lama
Mimpi kita

Mimpi kita

Masihkan namaku disudut hatimu?

Masihkan janji itu tertinggal dibenakmu?

entah mengapa semua terlihat berbeda

kita tak lagi sama

aku merasakan jarak diantara kita kian jauh

sulit untuk aku menemukamu

Adakah kamu merasakannya?
Sebentar saja

Sebentar saja

Aku tahu semua ini hanya mimpi panjang


kelak jika aku terbangun, akan aku dapati duniaku yang sesungguhnya


Mungkin tidak pernah akan ada cerita tentang kamu


Semuanya akan hilang seperti terserap dalam pusaran air



Tak bolehkah aku sejenak bersandar di bahumu?


Menenggelamkan semua rasa yang menggelayuti mimpiku


Lelahkah kau dengan semua ini?



Sebentar saja


Jika kau sudah lelah, bolehlah kau tinggalkanku disini

Sekali saja

Sekali saja

Sekali saja, aku minta kau di sini
Menemaniku menikmati malam

Sekali saja dengarkan isi hatiku
Merintih rindu karenamu

Sekali saja, bisikkan kata rindu
Untuk menemani lelapnya tidurku

Sekali saja
Sebelum mimpi ini benar-benar berakhir
Luka

Luka

Aku tak pernah mengerti apa salahku. Tiba-tiba saja kau torehkan sebuah luka. Entah harus seperti apa aku harus bertahan. Jika luka yang kamu buat kian dalam.
Apa salahku?
Kenapa kau sakiti aku sedemikian hebatnya.
Bahkan aku tertatih untuk bangkit.


Sungguh teganya dirimu

Sudahlah

Sudahlah

Dear Kamu,
Adakah aku pernah menyakitiku? Hingga kau dengan sengaja menyakitiku. Kini aku mengerti tentang semua sikapmu kepadaku.
Haruskah aku katakan padamu, bahwa hatikulah yang paling tersakiti. Tapi apa pedulimu. Kau kan tak pernah menganggapku.
Sungguh aku lelah dengan semua permainan watakmu. Dan kebodohan telah mencemari benakku.

Pergilah, bawa semua mimpi-mimpi itu. Biarlah aku sendiri--menerima kekalahan ini.
Perih

Perih

Perih ini kembali menepi


membuat luka yang semakin dalam


dan kali ini tidak ada penyembuhnya


bodohnya aku


percaya akan semua omonganmu

Ketika Kegagalan Berbuah Sebuah Keberhasilan

Ketika Kegagalan Berbuah Sebuah Keberhasilan


Jika kamu berpikir bahwa kegagalan selalu membuatmu jatuh. Kamu salah.


Aku pernah jatuh, tapi sekarang aku bisa bangkit.


(Luphyta, 04-04-2012)



Seorang teman kemarin bertanya mengapa beberapa hari ini tidak ada tulisan baru di blog ini. Dan sekarang saya berusaha memenuhinya.


Siapa pernah gagal? Siapa yang pernah merutuki nasib yang kadang tidak selalu manis?


Jawabnya, saya.


Nggak percaya?


Percaya aja deh :D


Sepertinya saya pernah buat postingan juga mengenai betapa kecewa saya ketika 2x mengikuti tes jenjang S2 semuanya gagal total. Kalau gagal sekali itu wajar, lah ini sampai 2x dengan alasan yang menurut saya sangat subjektif.


Terus terang saat itu saya benar-benar kecewa, marah. Saya merasa punya kemampuan yang sama dengan orang lain, tapi entah kenapa 'mereka-mereka' itu hanya melihat kekurangan saya.  Dangkal banget kan?


Saya sempat down dan tidak berani bercerita kepada kedua orang tua mengenai pendapat mereka tentang saya. Saya tidak mau kedua orang tua saya sedih.


Ternyata tidak selamanya kegagalan itu menyakitkan. Masih ada rencana dari Allah Sang Pencipta yang ternyata sangat -hebat. Saking hebatnya, saya bersyukur kalau dulu saya pernah gagal.


Semenjak nggak lulus tes S2, saya kembali menekuni dunia menulis, bertemu dengan orang-orang baru yang mempunyai passion yang sama.  Mulai merencanakan menyelesaikan novel perdana, hingga akhirnya saya bisa menghasilkan sebuah kumpulan cerpen yang ditulis bertiga dengan kakak-kakak yang luar biasa.


Orang tua pun mulai menyibukkan saya dengan mengikutkan Les Bahasa Inggris. Di tempat les saya bertemu dengan teman-teman luar biasa, juga dengan guru yang membuat saya nyaman. Mereka tidak melihat kekurangan, mereka menilai semuanya positif.


Beberapa bulan kemudian saya pun diterima kerja di sebuah sekolah dengan mudah. Lagi-lagi saya dikelilingi orang-orang yang menghargai sebuah kemampuan. Mereka mendukung saya, bahkan juga beberapa wali murid.


Dan saya pun diberi kesempatan untuk mengikuti lomba guru berprestasi. Terus terang saya nggak percaya diri, soalnya merasa kemampuan saya biasa saja, nggak ada yang istimewa. Saat mengikutinya pun akhirnya pasrah.


Ketika masuk ruang ujian cuman bisa senyam-senyum. Pasalnya semua guru yang ikut usia di atasku. Aku merasa paling muda dengan pengalaman yang superminim.


Ketika pengumuman berlangsung, aku juga tidak pernah menyangka bahwa nama saya akan berada di urutan pertama dengan nilai tertinggi. Antara percaya atau tidak saya pun dengan berani melaju ke babak berikutnya.


Para pengawas pun sempta menertawakan saya, karena sertifikat yang dibawa terlalu sedikit, tapi ketika ada sebuah buku di dalamnya, mereka tambah kaget. Mereka bilang bahwa saya harus meneruskan hobby menulis saya, karena ini dapat menambah poin saya kelak ketika sertifikasi.


Saya pun berbangga hati bisa menempati urutan ke empat, sebab kata pengawas saya kalah hanya karena masa kerja saya yang masih sedikit.


Andaikan saat ini saya sedang kuliah S2, saya mungkin tidak akan pernah bertemu dan mendapatkan pengalaman yang luar biasa.

Surat kepada Langit

Surat kepada Langit

Dear Langit,


Sudah setahun rasanya aku pergi meninggalkanmu. Meninggalkan semua rasa kepadamu.


Seperti apa dirimu saat ini, Lang? Masihkah sama seperti setahun lalu.

Ada banyak cerita yang ingin aku sampaikan padamu, Lang. Maukah engkau mendengar jika aku kembali nanti?


Aku harap kamu adalah langit sahabatku yang dahulu.

Tanpamu

Tanpamu

Jangan berhenti berjuang


aku di sini bersamamu


tanpamu aku tidak ada



kamulah cahaya penerangku


tanpamu aku lumpuh


tetaplah di sini bersamaku



tanpamu aku bukan siap-siapa

Menginspirasi melalui tulisan

Menginspirasi melalui tulisan


Jika kau tak punya cukup uang untuk menguasai dunia. Menulislah, maka secara tidak langsung kamu telah menguasai dunia (Lupyhta, 2012)



Ketika membuat sebuah tulisan, tidak pernah terpikir dalam benak saya jika akhirnya tulisan saya dapat mempengaruhi atau bahkan sampai memberi inspirasi.


Buat saya, setiap tulisan yang saya buat adalah dari hati (bahkah curhatan hati). Mungkin inilah yang membuat beberapa pembaca saya ada yang berkomentar bahwa apa yang dia tulis sama dengan keadaannya. Wow..!


Sekali lagi terima kasih atas apresiasi terhadap hasil tulisan  saya. Semoga tulisan-tulisan saya selalu bisa memberikan inspirasi untuk menjadi seseorang yang lebih baik.


MARI KITA TULARKAN KEGIATAN MENULIS

Aku menulis karena

Aku menulis karena




Menulis sama dengan membuka semua panca indera, menulis membantuku untuk lebih peka terhadap sekitar (Lupyhta, 2012)




Dulu aku berpikir bahwa menulis hanyalah sarana sebagai pelepasan emosi yang seringkali mengacaukan hidupku. Dan, inilah juga salah satu alasan mengapa akhirnya blog ini aku bikin.


Seiringnya waktu. Semakin aku sering menulis, aku semakin merasakan kekuatannya. Buatku menulis sekarang adalah kebutuhan. Berhenti menulis sehari saja sudah membuat otakku penuh dan gila. Aku butuh pelampiasan untuk menuangkan ide-ide gila dalam hidupku, walaupun itu sekedar beberapa paragraf. It doesn't matter.


Aku sangat menikmati ketika jari-jemariku mengetik ribuan aksara, menguntai menjadi sebuah tulisan. Rasanya ketika menulis seluruh beban di dadaku menghilang.


Menulis ibaratnya minuman. Terlalu sedikit membuat pinggang sakit, terlalu banyak bisa buat muntah (ini logika saya loh :D)


So, kalau beberapa tulisan di blog ini lebih seperti sebuah curhatan. Tolong di maklumi :P



Sekali lagi, menulis membuatku lega.

kenangan

kenangan

Masih terdengar gelak tawamu di seluruh kamar ini. Sekilas siluetmu yang sedang duduk di tepi ranjang sambil berceloteh tentang mimpi-mimpu berputar di kedua pelupuk matamu.
Aku masih merasakan kehadiranmu. Merasakan sentuhan lembutmu di tubuhku.


Aku merindumu. Merindukan bau shampo di sela-sela rambut basahmu.


Dan sampai sekarang aku belum rela untuk melupakanmu

sudahlah

sudahlah

Sudahlah..
Aku tak akan membuatmu susah
Dengan segala keinginanku

Lupakan saja semua mimpi kita
Karena tidak akan pernah ada kata 'satu'

Biarlah ini akan menjadi satu mimpi panjang
Ketika aku bangun semuanya akan terasa beda.
perih

perih

Sebuah kerinduan tertinggal di sini
Pada kamu yang semakin jauh

Rindu ini harus kemana
Sedangkan kamu tak tahu kemana

Haruskah aku sendiri
Dan kamu tidak perduli dengan semuanya

Cih, sedihnya aku
Karena harus menahan perih merindu
rindu

rindu

Mengingat siluet kenangan antara kita membuat dada ini perih. Rangkaian cerita yang telah usai ternyata memang tak mudah dihapus.
Haruskah aku memohonmu kembali, sekedar menemani rasa sepiku. Sungguh, hati ini tak sanggup.

Rindu ini masih tersisa untukmu.
Menulis dengan hati

Menulis dengan hati

Menulislah dengan hatimu. Temukan rasa yang tersembunyi di setiap rangkaian kata yang kau torehkan melalui jemarimu.
Buatlah semua orang terpukau, dan biarkan tulisanmu menguasai dunia.
Kritik adalah bumbu pedas yang akan membuat tulisan lebih berwarna. Editing adalah bagaimana cara mempercantik tulisan kita.
So, mari kita sebarkan semangat menulis bagi semua orang.


Karena dengan tulisan, karyamu lebih kekal.

Ada aku di sini

Ada aku di sini

Ketika semua orang memusuhimu
Ingatlah ada aku di sini

Ketika ada orang yang membencimu
Ingatlah ada aku di sini

Ketika semua orang mencibirmu
Ingatlah ada aku di sini

Sudah hapuslah air matamu
Jangan pernah kau takut
Ada aku di sini

Ketika semua orang meninggalkanmu
Ingatlah ada aku di sini

Ketika tak ada tempatmu untuk bersandar
Ingatlah ada aku di sini

Usahlah kau tangisi kepergiannya
Karena dia tak akan kembali
Ada aku di sini

Hanya ada aku di sini
Ketika semua orang tak lagi percaya padamu
Hargai Karya Orang Lain

Hargai Karya Orang Lain

Buat semua pembaca blogku. Saya tidak pernah marah jika ada dari kalian mengutip atau menyalin tulisan saya. Tapi, tolong sertakanlah nama atau link saya di bawahnya.
Bagaimana pun juga tulisan itu hasil karya saya.
Jika kalian ingin jadi penulis besar, mulailah dengan hal yang kecil. Bolehlah ide itu terinspirasi dari tulisan orang lain (saya juga nggak menyangkal banyak tulisan saya terinspirasi dari tulisan orang) tapi saya kemudian mengolahnya dengan sudut pandang yang berbeda. Jadilah, sebuah ide yang sama dengan rasa yang berbeda.


Jika ingin di hargai, hargailah orang lain