Jika Nanti Suatu Hari Kita Bertemu

Jika Nanti Suatu Hari Kita Bertemu


Teruntuk Calon Suamiku,

Jika Nanti Suatu Hari Kita Bertemu
Aku ingin bertanya suatu hal kepadamu;
Berapa jarak yang kamu habiskan untuk menemukanku?


Jika Nanti Suatu Hari Kita Bertemu
Aku ingin bertanya suatu hal kepadamu;
Bagaimana kamu bisa menemukanku di antara milyaran wanita di dunia?


Jika Nanti Suatu Hari Kita Bertemu
Aku ingin bertanya suatu hal kepadamu;
Bagaimana kamu yakin aku adalah wanita pilihanmu?

Cukup Satu hal, aku hanya ingin tahu apa yang membuatmu berani melamar di depan Ayahku?


Surat Cinta yang lain: a love letter to drew
Rindu yang Tak Bisa Kutawar

Rindu yang Tak Bisa Kutawar

Source: pinterest


Ada rindu yang diam-diam hadir
Memaksaku untuk kembali mengenang tentang kita

Kisah yang telah usai
Berganti menjadi masa lalu

Apa dayaku
Ketika rindu menyeruak di dada

Segala tentangmu berputar seperti alunan lagu dalam kotak musikku

Menghempaskanku ke dalam genangan yang bernama rindu

Ada rindu yang tak bisa kutawar

Wahai, Tuan. Bolehkah kutukar dengan sebuah pelukan erat di pundakmu?
Wanita-wanita yang menuang racun dalam cangkirnya

Wanita-wanita yang menuang racun dalam cangkirnya


Link gambar


Malam kian pekat
Musik bertalu-talu, mengerakkan tubuh tanpa mengenal lelah
Denting gelas terdengar di udara
Gelak tawa memenuhi setiap sudut ruangan

Seorang wanita muda tertelungkup di meja
Tatapannya kosong ke depan
Dalam genggamannya sebotol Chivas yang hampir tandas
Rasa panas menggerogoti tenggorokannya
tapi, tak menyurutkan kesedihan yang dia tanggung

Di sudut yang berbeda
Seorang wanita bergaun hitam
Menenggak tequila untuk sekian kali
Berharap ingatannya menghilang
karena cinta tak pernah berpihak kepadanya

Di Sudut kamar mandi
Seorang wanita belia tertelungkup lemas
Mengeluarkan seluruh isi perutnya
Berharap kematian lekas menjemputnya
Ketika menyadari ada yang 'hidup' dalam rahimnya

Rindu Sebagai Maharnya

Rindu Sebagai Maharnya

Klik untuk sumber gambar
Malam terlalu cepat ingin pergi
dan Subuh, tak pernah turun 
sepagi ini

Sementara rindu
Masih separuh membatu, -- di dadamu

Lalu, dengan apa kuusik pejam itu
Andai mimpimu tak melulu tentangku

Atau, bagaimana jika kita bertaruh saja
Ya.... Rindu sebagai maharnya
Bawalah dia pulang andai kau menang 
Jika kalah, dia tetap bisa untuk kau kenang

Sederhana, bukan?

Puisi ini ditulis oleh @dqueen__

Jika

Jika

Jika,terbang tinggi membuatmu lelah
Maka, merendahlah supaya kamu bisa melihat dunia lebih dekat

Jika, duniamu terlalu gelap
Maka, nyalakanlah sedikit cahaya supaya kamu bisa melihat dunia lebih jelas

Jika, beban hidupmu terasa lebih berat
Maka, berbagilah dengan rekan sekitarmu supaya lebih ringan

Jika,  berbicara membuatmu kesulitan
Maka, tulislah apa yang ingin kamu sampaikan supaya semua orang tahu isi kepalamu

Jika, menulis membuatmu kesulitan
Maka, teriakkanlah suara hatimu supaya semua orang bisa mendengarnya


"Percayalah tak ada yang sulit di dunia ini ketika kamu mau berusaha"


Aku mengenang kamu yang telah pergi

Aku mengenang kamu yang telah pergi

Hari segalanya kembali menyeruak
Potongan-potongan rekam jejakmu memenuhi benak
Aku terpelanting ke masa silam

Kamu, lelaki yang kerap  kali kurindukan
Kubisikkan namanya sebelum mata ini terpejam

Kini, hanya tersisa patahan yang terburai menjadi serpihan
Kala rindu datang akan membuatmu tergugu beberapa saat
Mengenang dia yang telah pergi

Hari ini aku hanya ingin mengenangmu
Merindukanmu walau hanya sejenak
Mengulang kembali masa-masa di mana kita saling merindu


Hanya hari ini saja
Ijinkan aku mengenangmu
Ijinkan aku mengenang sebelum punggungmu meninggalkanku jauh di belakang




Larut

Larut

Rasa sakit ini seperti ribuan jarum yang menancap di ulu hatiku

Memar di hatiku kembali berdarah

Aku ingin larut dalam air
Menghilang tak berbekas
Membawa sakit ini

Dengarkah kamu isi hatiku?
Tahukah kamu rasa sakit ini?

Larut
Dalam air dan menghilang

Negara 1000 tangisan

Negara 1000 tangisan

Aku tergugu di balik layar
Dengan berlinang air mata
Menyaksikan kebiadaban di tanah Palestina

Ratusan anak tak berdosa kehilangan nyawa
Para wanita menangis, karena dipaksa berpisah dari suami dan anaknya
Tak ada lagi kenyamanan
Bahkan sekadar melelapkan mata yang terlampau lelah

Tangan-tangan berbau mesiu
Jemari-jemari mungil tak lagi sembunyi dibalik ketiak sang ibu
Kehangatan yang biasa merengkuhnya tercabik-cabik
Mata-mata tanpa dosa siap menunggu kematiannya

Ya Allah...
Sampai kapan bumi Palestina memerah karena darah?
Sampai kapan mereka berhenti mendengar desingan peluru?
Sampai kapan mereka bisa tersenyum untuk menatap masa depan?

Ya Allah
Turunkan kekuatanmu
Lapangkanlah kesabaran pada mereka
Suntikkanlah kekuatan
Agar bisa memukul balik Yahudi

Semoga esok matahari masih bersinar di bumi Palestina

Karena mereka tak mau lagi dikenal dengan negara 1000 tangisan
Bersimbah darah

Surabaya, 10-07-2014

Bolehkah?

Bolehkah?

Bolehkah kubilang ini rindu?
Jika hanya aku yang rasa

Bolehkah kubilang ini rindu?
Jika hanya bibirku saja yang memanggil namamu

Bolehkah kubilang ini rindu?
Jika hanya ada aku

Dan, kamu tidak
Anak-anak

Anak-anak

Sejatinya anak-anak tak butuh mainan. Yang dibutuhkan mereka adalah kedua orang tua yang selalu merentangkan kedua tangannya untuk memeluk. - Lupyhta



Punggungmu

Punggungmu

Aku tak menemukan  punggungmu di keheningan malam
Aku tak menemukan punggungmu dalam bunga tidurku
Aku tak menemukan punggungmu dalam benakku
Aku tak menemukan punggungmu dalam kenangan

Rupanya angin telah menerbangkan semua cerita tentangmu
Kini, punggungmu tak lagi kutemukan di mana biasa mataku memandang
Jarak

Jarak


Jarak itu selalu bisa membuatmu lebih keras berusaha, lebih menyadari bahwa kedekatan bukan hanya raga melainkan juga jiwa. - @adelladellaide



Pada hujan yang berjatuhan, aku sematkan doa-doa untukmu. Semoga kamu selalu baik-baik saja


Kamu

Kamu

 

[caption id="attachment_2588" align="aligncenter" width="500"] dari Favim.com dari Favim.com[/caption]

Aku mengagumimu layaknya ribuan aksara yang berserakan dalam cerita-cerita roman

Aku menggilaimu layaknya secangkir madu hangat yang kuseduh setiap pagi

Kamu,

Lelaki yang menyematkan senyuman di bibirku

Menciptakan debaran hangat di dadaku

dan, selalu membuat lidahku kelu.

 

Kamu,

 

Aku menggilaimu dengan seluruh hatiku