Rindu Sebagai Maharnya

Klik untuk sumber gambar
Malam terlalu cepat ingin pergi
dan Subuh, tak pernah turun 
sepagi ini

Sementara rindu
Masih separuh membatu, -- di dadamu

Lalu, dengan apa kuusik pejam itu
Andai mimpimu tak melulu tentangku

Atau, bagaimana jika kita bertaruh saja
Ya.... Rindu sebagai maharnya
Bawalah dia pulang andai kau menang 
Jika kalah, dia tetap bisa untuk kau kenang

Sederhana, bukan?

Puisi ini ditulis oleh @dqueen__

2 comments


EmoticonEmoticon