Berdamai dengan Masa Lalu


 


Jika masa lalumu layak kamu perjuangkan, perjuangkanlah hingga Titik. Jika semuanya tidak berhasil. Berbaliklah arah, ada masa depan yang menunggumu



 

"Ngapain sih, Ndre?  Sibuk amat?"


Aku mengurungkan niatku untuk meletakkan tas di genggamanku, ketika melihat kelakuan sahabat sekaligus teman kerjaku.


"Hmm, lagi cari namanya Retha." pandangan matanya tetap tertuju di layar komputer.


It's sounds familiar


"Margaretha? Mantanmu itu?" tanyaku hati-hati sambil menarik sebuah kursi dan duduk di sampingnya.


Dia menoleh ke arahku, mengangguk perlahan, "Iya, Retha yang itu."


"Emang dia kemana? Kalian kehilangan kontak?” tanyaku beruntun.


“Dia tiba-tiba ngilang, semua nomornya dia ganti. Mangkanya aku coba cari di twitter, FB sapa tahu ketemu.”


 “Jangan terlalu erat menggenggam masa lalu, Dre. Nanti kamu sakit sendiri,” ujarku sambil membolak-balik kertas di hadapanku.


“Aku masih menunggunya. Aku percaya sejauh apa pun cinta pergi, ia pasti kembali.” dia menoleh ke arahku dengan tatapan sayu.


“Mau sampai kapan sih kamu nunggu dia? Waktu itu tidak pernah menunggu loh.” aku berdiri di sampingnya.


“Aku masih sayang dia, Na.”


“Dia masih sayang kamu juga?”


“Pasti! Aku tahu bagaimana perasaan dia sama aku.”


“Kamu yakin dia masih Retha yang sama? Seperti ketika kalian berpacaran dulu?”


“Maksudmu?” dia menoleh ke arahku.


“It’s been 2 years, perasaan itu bisa berubah, Dre. Seperti aku bilang, waktu itu tidak mau menunggu. Bisa aja kamu masih mengharapkan dia, tapinya nyatanya dia sudah melangkah duluan.”


“Aku percaya sama cinta sejati, Na. Kalau memang jodohku pasti dia akan kembali juga padaku.”


“Kalau memang kamu masih cinta dengan dia, kenapa kamu nggak perjuangkan dia ketika kalian baru berpisah dulu?”


“…”


“Itu membutuhkan waktu, Na. Kita sama-sama butuh jeda.”


“Dan, sekarang jeda itu masih berlaku? Kamu 2 tahun nunggu dia, tanpa tindakan apapun? Wow, itunya namanya omong doang, Bro. Cewek itu butuh tindakan, bukan cuman kata-kata.”


“Aku sudah berusaha, tapi…” Andre tak melanjutkkan kalimatnya.


“Tapi, kamu nggak mau berusaha lebih keras untuk mewujudkannya. Ndre, jika masa lalumu layak kamu perjuangkan, perjuangkanlah hingga Titik. Tapi, jika semuanya tidak berhasil. Berbaliklah arah, ada masa depan yang menunggumu.”


“Lalu aku harus bagaimana, Na?”tanyanya lirih.


“Cari tahu dengan perasaanmu, yakinkan apa yang kamu rasakan sekarang itu cinta atau hanya sebuah kenangan yang enggan kamu lepaskan.”


“…”


“Dre, tidak ada yang pernah melarangmu untuk menengok masa lalu. Tapi, kalau kamu terus-terusan menggenggamnya, itu artinya kamu sudah membuang waktumu percuma. Lihat, berapa  banyak kamu melewatkan kesempatan untuk menemukan wanita yang lebih baik dari Retha,” aku menepuk bahunya.


Seperti aku yang selalu menunggumu membuka hati, Dre

20 comments

  1. masa lalu... baik-buruk, pahit-manis, suka-duka... suka atau tidak suka adlh bagian dari perjalanan hidup yg mustahil dihilangkan, brusaha menghilangkan masa lalu sama saja dgn berusaha mengjilangkan kehidupan.

    dunia mungkin tidak akan sebenderang sekarang andai saja tdk ada kesalahan2 dalam percobaan dimasa lalu yg dilakukan oleh Thomas Alva Edison dlm usaha menciptakan lampu pijar...

    so... bukan masalah apa yg terjadi dimasa lalu, tp bagaimana menyikapi masa lalu dgn bijak demi masa depan yg lbh baik :-)

    ReplyDelete
  2. Luphyta8:52 PM

    wew, panjang. sebenarnya nggak ada yang salah dengan masa lalu. Masa depan nggak akan ada tanpa masa lalu. Bukan berarti kita harus selalu nengok ke belakang kan? ibaratnya mobil, spion itu masa lalu. Masak mau lihat spion terus? nabrak dong

    ReplyDelete
  3. Luphyta8:54 PM

    komen dong om :D

    yang menarik apanya ni?

    ReplyDelete
  4. Wah wah, based on true setori po gimana ki? :D
    Sebenernya inti dari cerita ini paragraf terakhir, atau dari paragraf awal sampe sebelum yang terakhir? Hayooooo? :D

    ReplyDelete
  5. Luphyta9:32 AM

    ups, kira-kira nyata apa nggak ya?

    intinya sih dari depan, yanf terakhir cuman penggembira

    ReplyDelete
  6. Hehehe. . Tak kira jadi yang utama, yang awal cuma preambule tok. :D

    ReplyDelete
  7. Luphyta5:23 PM

    tergantung sih mau dilihat dari sisi yang mana


    intinya: jangan terlalu erat menggengam masa lalu :)

    ReplyDelete
  8. Saya yang belum terlalu berpengalaman dengan masa lalu ngeiyain aja deh. :D

    *selamat berbuka mba e. :D

    ReplyDelete
  9. Luphyta10:04 AM

    ah, si mas ni patuh banget :)

    ReplyDelete
  10. Hehehe. . gak sekalian rajin menabung, suka menolong gitu mba? :D

    *maaf lahir batin ya mba. Moga2 gak telat. Hehe

    ReplyDelete
  11. Luphyta8:20 PM

    suka-suka mas tuh :P

    Maaf lahir dan bathin juga *sungkem

    ReplyDelete
  12. Hehehe. .
    Sungkem diterima mba. ditinggalin angpau ya. :D

    ReplyDelete
  13. Luphyta7:11 PM

    harusnya mas yang bawa oleh-oleh :D

    ReplyDelete
  14. Hehehe. . Kok ya bisa gitu? :D

    ReplyDelete
  15. Luphyta4:25 PM

    kan berkunjung ke rumahku :p

    ReplyDelete
  16. Waduuuuh. hehehe
    Ditunggu kunjungan di gubug saya mba. :D

    ReplyDelete
  17. Luphyta4:59 AM

    Nanti pulangnya diantar kan? :-)

    ReplyDelete
  18. Yeeeeeeeeeee, pulang ndiri dong!! :D

    ReplyDelete
  19. Luphyta9:48 AM

    Nggak jadi mampir deh

    ReplyDelete


EmoticonEmoticon