Quarter life crisis

menikah yuk

 


   Seharusnya sih seumuran gini aku sudah punya calon pendamping hidup, dan setidaknya ada pacar yang bisa menemaniku.


Tapi, sampai usia 25 tahun ini aku belum juga punya pacar juga bahkan yang namanya teman dekat.


Sebenarnya sih aku juga ingin punya pacar, yang bisa menyayangiku, memberiku ucapan selamat pagi ataupun kata-kata manis yang dapat menghiburku di kala aku merasa sedih.


Sebentar lagi kakak keduaku mau nikah, itu semakin membuatku merasa terbebani, pasti akan banyak pertanyaan dari orang-orang terdekatku yang menanyakan kapan aku bakal menikah atau menanyakan siapa calon pendampingku.


Terkadang aku merasa sedih kenapa aku nggak pernah menemukan cinta sejatiku seperti orang-orang lainnya. Di akhir pekan aku seringkali merasa sedih, melihat banyak orang bersuka cita untuk menemui pasangannya.


Aku juga iri saat mendengar kedua kakakku sedang asyik menelpon pasangannya. Aku selalu menangis jika memikirkan itu, walaupun aku tahu jodoh memang takdir sang Pencipta, tapi apa iya, aku nggak bisa menerima perasaan seperti yang dirasakan orang lain juga? Aku juga percaya, bahwa ada jodoh di kehidupan mendatang nanti, apakah aku akan mendapatkan jodohku setelah aku mati nanti? Yang menurut orang-orang itu lebih abadi.


Aku suka berkhayal, memikirkan seperti apa nanti ketika aku punya pacar, apa yang akan aku lakukan jika kami berantem. Aku suka dengan khayalanku, karena aku bebas membuat ceritaku sendiri dan menentukan gimana akhirnya sendiri, walaupun terkadang aku berharap khayalanku bisa menjadi kenyataanku. Suatu hari nanti, aku mungkin bakal menemukan pangeran impianku yang akan membawa segudang cinta dan kasih sayang untukku.

0 COMENTÁRIOS

Post a Comment